Thursday, January 8, 2009
MENCARI KEBAHAGIAAN
Apa arti kebahagiaan jika kamu harus mendefinisikannya secara pribadi?
Bagi tiap orang, kebahagiaan memiliki arti yang beda. Walaupun apa yang disebut sebagai kebahagiaan itu seringkali hanyalah sebuah realitas semu alias fatamorgana, nggak sedikit orang masih mencarinya dan menganggap hal-hal tersebut sumber kebahagiaan mereka.
Berikut ini adalah standar yang biasa digunakan sebagai standar kebahagiaan (coba cek kamu termasuk yang mana) :
1. Uang
Sebagian besar orang akan bilang yess! untuk poin ini. Uang emang bikin kita bahagia..
2. Harta
Kamu pasti pernah mengalaminya. Jujur saja. Pasti kamu pernah kan ngucap walaupun mungkin hanya dalam hati 'Seandainya aku punya.... (bisa diisi dengan laptop, blackberry, iPod, motor keren, mobil baru, ponsel O2, dsb), pasti aku bahagia..'.
3. Popularitas
Popularitas memang suka bikin orang mabuk kepayang. Kalo nggak, mana mungkin audisi Indonesian Idol disesaki begiiiiitu banyak kontestan!
4. Pasangan hidup yang ideal
Pertanyaan:
Apa kamu mau punya pacar ganteng (atau cantik) dan baik hati tapi nggak punya duit?
Jawaban (kemungkinan besar) :
Walaupun -mungkin- mau, tapi gimana yaa, kalo ada yang lebih baik lagi mungkin saya pikir-pikir dulu....
5. Meraih impian
Ini sih sudah jelas. 'Kalo bisa liburan ke luar negeri, kalo buku saya diterbitkan dan laris manis (hehe, ini mah impian saya!), kalo saya diangkat jadi manager, kalo saya menang lotre, kalo..... PASTI saya bahagia!'. > Ini kalimat sakti kita tentang kebahagiaan.
Padahal, dalam kenyataannya..
Jika UANG bikin bahagia,
kenapa Leon Fraser -presiden Bank of International Settlements- mati bunuh diri?
Jika HARTA atau kepemilikan akan barang tertentu bikin bahagia,
kenapa perasaan saya biasa-biasa saja setelah memiliki laptop idaman yaa?
Jika POPULARITAS bikin bahagia,
kenapa para selebriti nggak mau kehidupan pribadi mereka diekspos media?
Jika PASANGAN HIDUP IDEAL bikin bahagia,
kenapa Pangeran Charles masih nyari yang lain waktu Lady Di masih ada? Apa sih yang kurang dari Lady Di?
Jika MERAIH IMPIAN bikin bahagia,
kenapa kita nggak pernah puas untuk terus menaikkan standar impian kita?
Jika bersedia merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas, kita akan mendapati bahwa hakekat kebahagiaan yang sesungguhnya itu ada di dalam hati, bukan berdasarkan apa yang kita makan, minum dan pakai. Apa yang ada di dunia ini semuanya bersifat sementara. Sekalinya dilibas tsunami, misalnya, akan amblas dalam sekejap. Kita tak pernah menduga apa yang akan terjadi, bukan?
Mungkin idealisme atau kesempurnaan yang kita harapkan akan datang sesekali sebagai sebuah peristiwa besar, namun peristiwa-peristiwa kecil selalu ada di sekeliling kita, menuntut perhatian dan tanggung jawab yang sama layaknya sebuah peristiwa besar. Jika kamu terus menunggu peristiwa besar dalam hidup, mungkin kamu akan menanti seumur hidup dan tak memperoleh hasil apa-apa. Tapi jika kamu bersedia meluangkan waktu untuk menikmati hal-hal kecil dalam hidupmu, seperti timbulnya jerawat di dahi, kuku yang terkelupas, bad hair day, didiamkan sohib tersayang, dihukum mama karena kartu kreditmu over limit, berantem sama sang pacar, baju kesayanganmu ketumpahan saus tomat, kamu akan lebih menyadari bahwa hidup ini indah dan berarti karena hal-hal kecil tersebut! (Percayalah, hal-hal buruk selalu lebih asyik untuk diceritakan kembali ketimbang kisah indah!).
Ketidak sempurnaan dalam hidup kadang memang perlu diterima sebagai sebuah anugerah. Hidup ini meyimpan banyaaak sekali rahasia yang nggak akan pernah kita ketahui maknanya jika kita tak pernah mengalaminya sendiri.
Mungkin kamu perlu belajar untuk menerima hal-hal yang tak bisa kamu ubah dan memperjuangkan apa yang bisa kamu ubah dalam hidup untuk mengetahui rahasia kebahagiaan sejati. Ketidak sempurnaan apa yang ada padamu? Bisa saja hal-hal itulah yang membawamu pada kebahagiaan yang sesungguhnya!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment