Wednesday, April 29, 2009

Merasa Diri Nggak Berharga? Tunggu Dulu!

Mungkin, pada suatu masa dalam hidup, kamu pernah merasa nggak nyaman dengan dirimu.

Kulitmu kurang putih. Badanmu kurang tinggi. Rambutmu kurang lurus. Bibirmu kurang seksi. Otakmu kurang cerdas. Wajahmu kurang menawan. Namamu kurang populer.

Apa pernah semua hal nggak penting itu membuatmu merasa kurang berharga?
Well, gimana yaa.. Emang gitu sih kenyataannya.. mungkin begitu katamu.
Hohoho.
Benarkah?
Dirimu kurang berharga?
Yang benar saja!
Pernahkah kamu benar-benar menghitung 'harga' dirimu?

Kalo belum, coba pikirkan..
Pernah mengganti gigi palsu?
Berapa harganya? Seratus ribu? Dua ratus ribu?
Hoho. Yang benar saja. Mungkin dua juta.

Matamu kurang jelas melihat? Harus pakai kacamata?
Berapa harganya? Lima puluh ribu?
Ugh. Dapat bingkainya saja enggak.
Paling kurang tiga ratus ribu. Itu yang paling murah, kali..

Pernah ikut program pelangsingan? Atau ikut fitness?
Berapa biayanya? Seratus ribu?
Hmm.. mungkin kalo fitness kelas 'biasa aja' bisalah.
Program pelangsingan? Jadi member aja lebih dari segitu.

Pernah patah tangan?
Berapa biaya keseluruhannya?
Nggak kebayang deh. Satu juta juga nggak cukup.

Ginjalmu bermasalah?
Kira, kira berapa biaya untuk 'mengurus'nya?
Oh, my.. Setidaknya beberapa juta rupiah.

Jantungmu mengalami sesuatu?
Oh, no. Kalo ringan, mungkin dua puluh juta cukup.
Atau tiga puluh.

Otakmu mengalami pendarahan?
Hmghh.. Kalo parah, bisa sampai ratusan juta biaya pengobatannya.

Jika dirimu nggak berharga, bolehkah saya pinjam matamu? Atau tanganmu yang sebelah kiri? Atau, otakmu yang 'biasa aja' itu?
Nggak?
Oke. Gimana kalo saya bayar? Dua puluh juta untuk otakmu yang hanya berisi sel abu-abu kecil itu?
Hmm.. Nggak juga?
Jadi berapa harganya? Katanya nggak berharga?
Kamu pikir-pikir dulu?
Hmhh.. Sampe mati pun saya jamin kamu nggak akan mau menukarkan otakmu (atau ginjalmu atau jantungmu atau paru-parumu atau bahkan kakimu yang bentuknya aneh itu, atau bibirmu yang kurang seksi atau matamu yang kurang bersinar atau bahkan hidungmu yang kurang mancung) itu!!!!

Atau.. gimana kalo dua puluh juta untuk kulitmu yang kurang putih bersinar itu?
Nggak juga?
Jadi, berapa dong harganya? (mulai kesel nih..).
Nggak, deh.
Mungkiiinnn, lebih baik punya hidung biarpun nggak mancung,
mendingan punya mata walaupun kurang indah,
mendingan punya otak, walaupun nggak secerdas Einstein,
mendingan punya tangan walaupun nggak bisa melukis seindah daVinci,
mendingan punya badan yang biasa -nggak seaduhai Brad Pitt, maksudnya- ketimbang sakit-sakitan..

Mendingan.. punya semua yang kumiliki sekarang deh, ketimbang dapet -berapa tadi? dua puluh juta? lima puluh juta? seratus juta?- semuanya kayaknya nggak cukup deh buat ganti suku cadang tubuhku. Lagi, menurut Tony Buzan dalam bukunya Head First, untuk membuat peralatan yang berfungsi persis seperti mata kita saja dibutuhkan seperangkat mesin canggih yang bernilai kira-kira 750 miliar rupiah. Bayangkan, hanya untuk membuat sebuah alat yang berfungsi seperti mata kita!! Berarti mata kita saja seharga 750 miliar! Gimana yang lain? Jantung, paru-paru, ginjal, otak, syaraf-syaraf...
Ohh..

Jadi, berapa saya harus menawar?
Gubrak!
^^

Belajar dari Rasa Sakit

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang perjalanannya mulus dan nyaman terus. Pada suatu ketika, ia pasti menghadapi yang namanya kesukaran. Entah itu perasaan tertolak, dilupakan, dipandang sebelah mata, difitnah, dan semacam itu.

Sejujurnya, ketika menghadapi berbagai kenyataan yang menyakitkan tersebut, rasanya kita ingin lari saja dari kenyataan. Kita capek. Tertekan. Marah. Kecewa. Sakit hati. Nggak terima. Jika bisa, Ingin membalas.

Apa kamu juga pernah mengalaminya? Pernahkah kamu merenungkan mengapa semua hal buruk itu bisa terjadi pada orang baik seperti kamu? (ehmm..). Mungkin ini bukan sesuatu yang indah, namun perlu untuk dicerna dalam pikiran kita. Jika selama ini perasaan sakit telah banyak kali melukaimu, mulai sekarang, yuk belajar untuk mengambil pendekatan secara berlawanan. Pernahkah kamu merenungkan mengapa kita membutuhkan semua rasa sakit yang -kita pikir- tidak perlu itu?

Yeah, jika rasa sakit tidak diperlukan, Tuhan pasti akan menjauhkannya dari kita, guys. Namun, toh, kita masih diijinkanNya mengalami semua perasaan menyebalkan tersebut. Berarti, semua itu ada gunanya dalam hidup kita!

1. Rasa sakit dapat menjadi penggerak/ motivasi yang terbesar
Pernah dipandang sebelah mata? Pernah ditolak? Ditertawakan di belakang? Jika ya, lakukanlah sesuatu. Jangan hanya duduk dan merenungi nasib. Hidupmu tak akan berubah karenanya. Mungkin perjalanan hidup kita berat, tapi kita mampu mengubah dan mengendalikan nasib. Bertindaklah. Tunjukkan pada mereka yang pernah memandang sebelah mata kepadamu bahwa kamu tidak seperti yang mereka pikirkan. Buktikan pada mereka yang pernah menolakmu bahwa kamu jauh lebih berharga dari apa yang mereka anggap. Buat mereka menyesal karena telah menjauhimu. Ambil tindakan dan buat pencapaianmu. Jika yang kamu bisa pikirkan hanya balas dendam, mungkin sekaranglah waktunya untuk menata kembali hidupmu. Urusanmu belum selesai jika fokusmu hanya membalas dendam. Hidupmu jauh lebih berhaga daripada sekedar pembalasan dendam. Orang yang mengatakan bahwa pembalasan dendam itu manis hanyalah mengatakan kebohongan besar padamu. Jika ada yang harus kamu buktikan, maka itu adalah prestasi, bukan yang lain.

Rasa sakit adalah penggerak terbesar dalam hidup seseorang. Jika kamu berhasil membuktikan diri melalui pencapaianmu, suatu hari nanti kamu bisa menoleh ke belakang dan merasa berterima kasih pada setiap orang yang telah memandang sebelah mata kepadamu. Bahkan kamu akan merasa berhutang kepada mereka. Karena tanpa mereka, mungkin kamu nggak akan pernah sampai di sana..

2. Ketidak-nyamanan adalah tanda bahwa kamu sedang bertumbuh
Tahu kepompong kan? Mungkin kamu tahu bahwa ada saatnya kepompong harus menjalani masa yang sukar sebelum menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Jika kamu berniat membantu, kamu justru akan merusak pertumbuhannya. Bukannya semakin cepat ia menjadi kupu-kupu, bisa-bisa ia malah mati dan merana, karena pada saat-saat itu, ia sedang menguatkan otot-otot tertentu dalam sayapnya agar ia dapat terbang.

Demikian juga dengan rasa sakit atau rasa tidak nyaman yang menyebalkan dalam hidupmu. Bisa jadi itu cara Tuhan menguatkan otot-otot kebaikan dan urat-urat mental dalam jiwamu, agar pada saatnya nanti, kamu terbiasa menghadapi keadaan yang seperti itu. Ingatlah bahwa apapun yang tidak membunuhmu, menjadikanmu lebih kuat!

3. Mungkin Tuhan sedang mengembangkanmu untuk membentuk dan membuat kehidupan orang lebih baik melalui pengalaman-pengalamanmu yang buruk di masa lalu.
Coba tebak, siapa yang bisa memberi penghiburan pada mereka yang patah hati? Hanya orang yang pernah melaluinya. Siapa yang bisa merasakan penderitaan mereka yang sakit parah? Hanya mereka yang pernah mengalaminya. Percayalah sob, tanpa pernah mengalami apa yang seseorang alami, kamu takkan pernah bisa mengerti keadaannya. Namun dengan mengalaminya sendiri, kamu jadi bisa bercerita banyak dan menjadi berkat bagi orang lain dalam 'pengalaman istimewa'mu tersebut.

Jika lain kali kamu bertanya mengapa hal buruk terjadi pada orang baik seperti dirimu, cobalah untuk menanyakan pada diri sendiri, apa yang dapat kamu pelajari melalui pengalaman itu? Apa yang telah diajarkan oleh pengalamanmu dalam hal itu? Kamu pasti mendapatkan sudut pandang baru dalam memandang kehidupan!

Monday, April 27, 2009

Jangan Pernah Buat Alasan!!!



Pernah nonton The Greatest Game Ever Played?
Film ini inspiratif banget!!!

Bermula dari kegemaran Francis Ouimet akan golf, yang dianggap sebagai mainannya orang kaya pada jaman itu (sampe sekarang juga masih, sih..). Orang-orang di sekelilingnya tidak ada yang mendukung. Bahkan ayahnya menentangnya. Hanya ibunya yang bisa memahaminya.

Karena tekanan dari sang ayah, Francis kemudian melupakan cia-citanya untuk jadi pegolf terkenal. Hingga akhirnya, dia diminta untuk ikut bertanding di Kejuaraan Amerika Terbuka melawan para pegolf profesional terbaik dunia, termasuk Harry Vardon, idolanya.

Kebayang gak sih, gimana sikap mental seseorang yang hanya dipandang sebelah mata? Udah gitu, orang-orang sekelilingnya gak ada yang mendukung, lagi.. Hmhh.. gak bisa disalahin kalo orang itu jadi down.. Tapi ternyata nggak gitu halnya dengan Mr. Ouimet. Dia tetap saja berjuang, walaupun hanya didampingi caddy-nya yang berumur 10 tahun, Eddie Lowrey. Yang jadi masalah, pesaingnya bukan hanya pegolf amatir yang 'ecek-ecek', tapi bener-bener pegolf profesional, yang terbaik dari kelasnya. Hmghh..

Awalnya, banyak orang meragukan kemampuan seorang Francis Ouimet untuk maju ke babak selanjutnya. Toh, dia hanya seorang pemain amatir. Orang tuanya miskin, dan dia sendiri hanya seorang caddy. Dilihat dari segala sisi, gak mungkin deh.. Mana lagi caddynya seorang anak berusia 10 tahun, yang ukuran badannya sama dengan peralatan golfnya. Sering, pasangan ini diketawain di belakang karena keunikan mereka. Tapi nyatanya, mereka tidak menyerah.

Fakta dan teori memang seringkali bertentangan. Mr. Ouimet yang di atas kertas nggak mungkin bisa, selanjutnya malah mengalahkan semua pesaingnya yang notabene sudah punya nama besar, dan tinggal berhadapan dengan Harry Vardon. Bahkan ketika semua orang masih bilang nggak mungkin, pemuda sederhana ini menunjukkan bahwa nggak ada yang nggak mungkin kalo kita mau berusaha dengan tekun.

Well, akhirnya mungkin bisa ditebak. Francis Ouimet menang. Tapi, perjuangannya untuk sampai ke sana benar-benar nggak mudah. Sekali lagi, bener-bener nggak mudah.

Mungkin kamu pernah merasa seperti Mr. Ouimet yang menjadikan kekuranganmu sebagai alasan untuk tidak berhasil. Keluarga sederhana, orang tua yang hanya orang biasa, dipandang sebelah mata, nggak memenuhi syarat, dan jutaan hal lainnya. Tapi sejarah membuktikan bahwa ada orang-orang yang bisa meraih impian mereka dengan usaha yang tekun. Dan, Mr. Ouimet pun hanya orang biasa, sama seperti kita. Tapi dia menorehkan sejarah yang sangat manis dengan tidak menjadikan segala kekurangannya sebagai alasan untuk nggak maju.

Apa impianmu saat ini? Apa yang menghalangimu untuk terus maju? Jangan pernah buat alasan. Kamu bisa. Kamu mampu. Di dalam dirimu tersimpan semua yang kamu butuhkan untuk berhasil. Jika saja kamu mau lebih berusaha. Jika saja kamu mau bertahan menghadapi kesukaran-kesukaranmu. Jika saja kamu mau lebih bertekun.

Nggak ada alasan bagi tiap orang yang mau berhasil untuk tidak mewujudkan impian mereka. Tuhan seringkali menaruh impian-impian dalam hati kita bukan untuk kita lupakan, namun untuk kita raih dan wujudkan. Jika kita ada di dunia ini, maka kita seharusnya mencerminkan kemuliaanNya, bukan?

Jika kamu mulai melupakan impianmu dan memikirkan hal lain sebagai gantinya, cobalah pikirkan kembali. Jika kamu melakukan apa yang kamu anggap benar, go ahead. Tapi jika itu bukan tujuanmu dilahirkan, please, friend, kembalilah. Impian kita ada bukan hanya untuk direnungkan, namun juga untuk diperjuangkan dan diwujudkan.

Lain halnya jika kamu belum memiliki impian. Mungkin, untuk kasus yang seperti ini, kamu harus menanyakannya kepada Tuhan yang menciptakanmu. Agar kamu nggak salah arah dan dapat berfungsi sebagaimana tujuanmu diciptakan.

Majulah, teman.
Jadikan impianmu kenyataan.
Mulailah dengan melakukan hal-hal kecil di sekelilingmu dengan cara dan sikap yang besar!