Tuesday, April 1, 2008

Kita Bisa Mengubah Dunia!


Ada saat-saat Tuhan ijinkan kita berada dalam situasi yang sukar. Kita merasa tak mampu, tak berdaya, dan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri. Kita mulai merasa diri kita tak berharga dan tak ada yang patut diperjuangkan dalam hidup.

Ingat ketika Raja Daud melihat ke langit? Ia mengagumi ciptaan Tuhan di sana.

'Ketika aku melihat langitMu, buatan jariMu,

bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan,

apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?

Apakah anak manusia sehingga Engkau memperhatikannya?'

Dibanding alam, kita sering merasa kecil. Bayangkan jika kita harus berhadapan sendiri dengan gempa bumi, tsunami, badai dan kedahsyatan alam semacam itu. Atau, jangankan alam, ketika berhadapan dengan masalah yang pelik pun, kita seringkali merasa bukan siapa-siapa. Namun, satu hal yang penting, ternyata siapa kita tidaklah penting. Siapa kita tidak menentukan keberhasilan kita. Sebuah kisah dalam kitab Raja-Raja mencatat hal ini.

Ingat seorang gadis kecil di rumah Naaman?

Alkitab tidak mencatat namanya. Ia hanya dituliskan sebagai seorang anak perempuan Israel yang tertawan (II Raj 5:2) yang menjadi pelayan di rumah Naaman. Tidak cukup hebat untuk diingat orang. Tidak cukup kaya, tidak berpengaruh, juga tidak dituliskan apa-apa mengenai kepintaran dan kecantikannya. Karena bangsanya kalah perang, semua atribut dan kebanggaannya hilang. Mungkin saja sebelum itu ia berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ia biasa memerintah sebagai tuan putri. Namun semuanya sirna sudah. Ia hanya seorang pelayan di rumah Naaman. Namun apa yang dilakukannya sungguh membawa pengaruh yang besar!

Jika kita membaca dengan seksama dalam Kitab Raja-Raja, ketika Naaman, tuannya sakit, ia hanya melakukan apa yang menurutnya perlu dilakukan, yaitu memberitahukan kepada nyonyanya (II Raj 5:3) tentang seorang nabi di Israel.

Kemudian, kita membaca kelanjutannya.
ay. 4 sang tuan pun menyampaikan kata-katanya kepada raja Aram (berarti perkataan gadis itu didengarkannya!).
ay. 5 maka jawab raja Aram 'Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel..'. (Bayangkan. Sang raja pun mempercayai perkataan ini dan bersedia melakukan sebuah tindakan untuk itu!).

Kelanjutan kisahnya adalah sejarah!
ay. 14 ...maka turunlah ia membenamkan dirinya ...., sesuai perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali....
ay. 15 ..Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel...
ay. 17 .. hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada Tuhan.

Mungkin kisah ini sangat sederhana. Tapi jika kita renungkan dengan sungguh, kita akan menangkap pesannya. Seorang gadis, yang bukan siapa-siapa, hanya seorang tawanan yang kemudian diangkat menjadi pelayan (apa bedanya?) dapat mempengaruhi seorang raja untuk bertindak dan membawa tuannya (yang notabene adalah penyembah berhala) mengakui Allah Israel sebagai Allah yang Hidup.

Bayangkan sebaliknya. Apa yang akan terjadi jika ia diam saja dan tak peduli? Apa yang terjadi jika ia hanya melakukan tugasnya (yang mungkin tertulis dalam job descriptionnya seperti ini: menyapu, membereskan rumah, memasak, menyiapkan meja dll) sebagai pelayan? Toh ia hanya pelayan. Siapa yang mau mendengarkan perkataan seorang pelayan? Namun toh ia didengarkan. Bukankah berarti ia punya track record yang bagus dalam pekerjaannya? Paling tidak ia jujur dan dapat dipercaya.

Kadang, kita begitu ingin menjadi seseorang. Kita begitu ingin keadaan kita berubah. Kita merasa dengan keadaan sekarang, kita tak bisa melakukan apapun untuk mengubah dunia. Padahal, dunia takkan berubah. Keadaan sekeliling pun takkan berubah. Namun kita dapat mengubah cara pandang kita terhadap keadaan. Dan apa yang kita lakukan ternyata membawa pengaruh yang lebih besar daripada siapa kita.

Jika kamu mulai merasa bukan siapa-siapa, ingatlah akan kisah gadis ini. Dengan perkataannya, dia membuat semua malaikat di sorga bersorak sorai (karena satu orang diselamatkan). Bisa jadi kemudian seluruh keluarga tuan Naaman percaya kepada Allah. Atau sebagian besar pasukan Aram (toh oleh dia Tuhan memberikan kemenangan kepada Aram) pun mengakui Allah Israel. Kita tidak terlalu tahu tentang hal itu, bukan?

Yang kita perlu tahu hanya satu hal, yaitu bahwa kita dapat mengubah dunia. Kita dapat mengubah keadaan. Dengan keadaan apapun, kita dapat memuliakan Allah. Dengan pekerjaan kita yang tak terlalu berarti, nama yang tak terlalu dikenal orang, keadan yang nggak bagus-bagus amat, kita masih bisa melakukan sesuatu buat Tuhan. Jangan terlalu meratapi keadaan. Hapuslah air matamu. Bangkitlah. Lakukan sesuatu.

Kita bisa mengubah dunia!

No comments: