Kapankah saat kamu paling menghargai kehidupan?
Saat nilai pelajaranmu bagus? Saat kekasihmu bilang I love you? Saat kamu dipromosikan? Saat dibelikan mobil baru? Saat paling baik dalam hidupmu?
Tunggu dulu. Jika kamu menjawab salah satu dari opsi di atas, mungkin kamu perlu mempertanyakan kembali arti hidupmu, karena saat manusia paling menghargai kehidupan adalah ketika ia berada begitu dekat dengan maut.
Kita adalah manusia yang suka dengan hal-hal baru. Kita suka yang 'luar biasa' dan sensaional. Karena itulah kita seringkali tak bisa menganggap apapun yang biasa sebagai berkat dalam hidup kita. Suka memperhatikan matahari? Entahkah ketika ia terbit atau terbenam, ketika hati panas, keindahannya takkan tampak sebagai keindahan. Padahal, ada begitu banyak orang di luar sana yang berdebar penuh harap menanti apakah masih bisa melihat matahari terbit lagi, karena penyakit yang mereka derita.
Banyak hal biasa dalam hidup sering kita abaikan. Kita terus saja menantikan mujizat dan tanda dari langit. Padahal, jika kita perhatikan lebih lanjut, Tuhan juga suka memakai hal-hal yang lama dan tampak biasa. Coba kamu pikir, kenapa Injil harus ditulis dalam 4 Kitab jika Ia memang suka hal-hal baru? (Bukankah ada begitu banyak pengulangan di sana?). Mengapa Ia harus mengulang-ulang perkataanNya pada saat-saat tertentu? Mengapa Ia tak menampakkan DiriNya dalam wujud yang luar biasa pada kita atau memberi pertanda di langit?
Jawabannya sederhana, karena kita belum menghargai hal-hal kecil yang sesungguhnya sangat berarti di sekitar kita.
Jika kamu mulai merasa bosan, cobalah alihkan perhatianmu pada mujizat besar dan mulailah menikmati hal-hal yang sederhana. Memandang matahari terbit, misalnya. Atau guyuran air dari showermu ketika mandi. Memandang bintang, menghirup oksigen, berjalan di tepi pantai, menyisir rambut, memandangi orang-orang yang kamu cintai, mencatat hal-hal baik yang datang dalam dirimu, bercukur, berkaca, mendengarkan lagu favorit, bermain dengan binatang kesayangan, ... banyak hal sederhana dapat kita lakukan dengan cara yang tidak sederhana!
Bukankah segenap alam menceritakan kemuliaan Allah? Jika kamu belum melihat Allah menyatakan DiriNya, mungkin itu hanya karena kamu belum memperhatikan hal-hal biasa yang tampak di sekelilingmu..
No comments:
Post a Comment