Wednesday, March 5, 2008

Menempuh Jarak Ekstra

Menurut John C. Maxwell dalam The Road Map For Your Success, menempuh jalan ekstra perlu dilakukan oleh orang-orang yang ingin sukses.


Terus terang, kita suka sekali menempuh jalan pintas. Berbelok, lari dari kenyataan, bahkan mengambil langkah mundur. Padahal dengan melakukannya, kita seringkali tidak mempelajari apa-apa dari kehidupan ini.


Kita lebih memilih kenyamanan daripada kerepotan, kesempurnaan disertai keributan acap kita pilih ketimbang damai tapi nggak sempurna. Kita selalu mengusahakan yang terbaik bagi diri kita sendiri. Kita lupa bahwa untuk menempuh sukses ada jalan panjang yang harus ditempuh. Sangat panjang, mungkin. Dan dengan tidak membayar apapun pada kehidupan, kita takkan memperoleh apapun sebagai imbalannya.


Apa sih keistimewaan jadi orang yang membayar?

  1. Bisa nawar.
  2. Bisa komplain jika hasilnya nggak seindah harganya.. Kalo kita nggak suka boleh protes. Jika tidak sesuai pesanan, boleh sedikit 'bernyanyi'. Boleh. Wong mbayar, kok. Coba kalo gratisan atau dikasih separo harga, apa enak mau nawar, pilih-pilih atau minta yang macam-macam. Hohoho, tahu dirilah yauww..
  3. Bisa memilih sesuai hati kita. Cari deh apa saja yang berjudul gratis, pasti embel-embelnya: persediaan terbatas, atau aksesnya nggak mudah, produknya nggak lengkap (want the complete version? Please make an order.....). Apa ada orang yang dikasih gratis masih juga bawel? Mungkin ada, tapi biasanya nggak terlalu ditanggapin, sih...

Kata Oprah, dengan menjalankan yang terbaik sekarang, saya akan mendapat tempat terbaik nanti. Mau nggak mau, suka nggak suka, kita nggak bisa nawar. Inilah prinsip utamanya. Ini Aturan Emas yang tidak boleh dilanggar. Do your best, and God'll do the rest, kata pepatah. Tapi balik balik ya berpaling pada kita masing-masing sih..


Kita sukanya memilih yang paling nyaman. Makanya sungguh benar kata Tuhan bahwa untuk mengikut Dia, syarat yang terutama adalah memikul salib dan menyangkal diri. Bukan apa-apa, tapi agar kita bisa menerima segala berkat yang disediakanNya. Kayaknya nggak ada deh orang yang nyaman nyaman saja dan ... hoopla, mendapat semua yang diinginkannya. Pernah terdengar kisah seperti itu di jagad raya ini? Hmmh, dongeng-dongeng harus ditulis ulang, nih kalo kita mau kisah yang begitu. Yang ada hanyalah kisah tentang manusia yang bersusah payah berjuang, bahkan kalo bisa dengan air mata darah utuk bisa sampai pada keberhasilan..


Semua yang lebih mudah biasanya tidak kekal. Tidak ada kemudahan yang melahirkan kemudahan. Tapi yang sukar-sukar, terasa tidak nyaman, hal-hal demikianlah yang biasanya memberi nilai tambah dalam hidup. Jika pengalaman kita asyik melulu, apa coba lama-lama yang kita rasa? BOSAN. Nggak lain nggak bukan. Kalo tiap hari hidup kita enak terus, bisa belanja apa saja tanpa takut duit habis, bisa ngomong apa saja, melakukan apa saja dan kebal hukum, coba deh pikirkan. Mana ada lagi tantangannya? Yang ada jenuh deh. Bosan. Stress. Depresi.

Apa penyebab stress?

  1. Karena harapan dan kenyataan tidak berjalan sesuai kenyataan, atau
  2. Karena hidup terlalu mudah, tak ada lagi tantangannya, sehingga kita jadi jenuh dan menjalani hidup dalam keterpaksaan.

Coba deh lihat lagi apa penyebab orang sakit di jaman ini. Apa karena kekurangan makan? Mungkin, tapi itu sedikit sekali. Yang banyak adalah karena kebanyakan makan. Kolesterol, kencing manis, stroke, jantung, dsb. Siapa bilang yang enak-enak itu selalu berakhir dengan kenikmatan?


Kesusahan pun kerap membuat kita jadi lebih bijaksana. Kita jadi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak. Kita jadi lebih bisa memilih, menimbang dan menilai. Kenapa? Karena kita sudah tahu rasa pahitnya pengalaman itu. Kalo sampe jatuh lagi pada kegagalan atau kesukaran yang sama, ya bodohnya kita sendiri nggak belajar dari pengalaman tersebut..


Setiap saat yang sukar selalu mengajari kita lebih banyak ketimbang saat-saat gembira. Kepahitan, penderitaan, kekecewaan membentuk kita lebih cepat daripada sekedar kesenangan dan tawa. Mungkin banyak saat penuh tawa kita lalui dan kita merasa nyaman dengannya, tapi itu tidaklah kekal. Dalam kepahitan kita belajar mengenali arti sukacita sejati. Kerja keras dan disiplin mengajari kita banyak tentang nilai-nilai keberhasilan. Santai dan rileks hanyalah sebagian kecil dari bonus kehidupan. Mereka tidak mengajari kita tentang arti perjuangan. Tanpa kekalahan kita sering nggak belajar tentang arti kemenangan yang sesungguhnya. Kemewahan tanpa perjuangan pun tak menghadiahi kita satu poin pun dalam hidup.


Biasanya, yang mudah atau yang gratis itu kenikmatannya hanya sesaat. Pernah dengar tentang uang kaget (atau uang haram)? Katanya sih, uang haram bakal cepat habisnya. Liburan gratis juga biasanya lebih cepat berlalu. Lain dengan sesuatu yang kita perjuangkan dengan keringat, doa dan air mata. Pasti kenikmatannya bakal lebih lama. Kenapa begitu? Ya karena kita telah membayar harga untuk itu. Kita telah menunggu, mengimpikannya, berjuang keras sehingga akhirnya, ketika kita mendapatkannya, kita bisa mengingat kembali semua jalan panjang berliku yang kita lalui dan bersyukur kepada Tuhan karena anugerahNya. Biasanya sih, yang didapat karena perjuangan itu lebih disyukuri dan dijaga baik-baik...


Jika ada jalan ekstra yang harus dilalui, jangan cari jalan pintasnya. Semua perjuangan yang layak kita tempuh akan menghadiahkan kita upah yang besar. Jika kamu belum menerima upahnya, tanyakan pada dirimu, apakjah kamu sudah menempuh perjalanan ekstranya?

No comments: