Ternyata, masih banyak orang belum menemukan pengisi yang tepat bagi lubang yang menganga dalam jiwa mereka. Padahal, tiap orang memiliki lubang kepedihannya masing-masing.
Sayang sekali kita lebih suka untuk memperbaiki faktor eksternal demi menyembunyikan luka tersebut daripada melihat ke dalam. Padahal dengan melihat ke dalam berarti kita mencari tahu apa penyebabnya. Bagaimana mungkin kita menemukan jawaban tanpa mendengar pertanyaannya terlebih dahulu?
Mungkin kita semua perlu memberikan kotak perak berpita emas pada tiap orang yaa? Mungkin melalui senyuman kita, kata-kata penghiburan, kalimat yang membangun, menguatkan, atau perbuatan apa saja yang membuat orang lain merasa dikasihi dan berharga. Mungkin dengan demikian kita dapat mengembalikan jiwa-jiwa yang tidak bahagia pada jalannya...
Masalahnya, banyak orang karena kebutuhan emosionalnya belum terpenuhi, tidak dapat memenuhi kebutuhan orang lain. Mereka butuh diperhatikan, disayangi, dan berbagai kebutuhan emosional lainnya sementara orang yang diharapkan pun sedang bergumul dengan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Pantas saja jika kemudian terjadi banyak perselisihan, pertikaian, kemarahan bahkan peperangan yang tiada akhir.
Mungkin yang harus kita lakukan adalah datang pada Tuhan, menyerahkan segala beban emosional kita, membersihkan jiwa, membuang segala sampah emosional yang menumpuk dalam batin agar hidup kita disucikan dan diperbaharui. Bukan apa sih, tapi terus terang sangat susah untuk bergaul dengan orang-orang yang jiwanya terluka tanpa mau repot-repot memperbaiki dirinya. Semua akan selalu terasa salah bagi mereka.
Jika kamu masih memiliki lubang kepedihan dalam jiwamu, jangan berlambatan, datanglah kepada Tuhan dan mintalah agar Ia memulihkan dirimu. Dengan demikian kamu telah mengubah dunia. Bukankah satu orang saja yang menjadikan keadaannya lebih baik telah mengubah dunianya jadi lebih baik?
No comments:
Post a Comment