Pernah dengar tidak ungkapan yang menyatakan bahwa yang tampak seringkali bukanlah yang sebenarnya? Seringnya, yang sejati, the real one itu suka menyembunyikan diri jauh di dalam. Iklan Lux pernah mengungkapkan kira-kira begini, ‘Ada begitu banyak sisi dalam diri wanita. Lux menampilkan sisi terbaik’. Atau ‘Pancarkan pesona bintang dalam dirimu..’. Pernah nggak kamu terpikir bahwa kamu pun mempunyai pesona bintang? Kalo belum, coba pikir sekali lagi, deh. Tiap orang pasti punya pesona itu, hanya mungkin belum terpancar keluar saja..
Ada banyak sisi dalam diri kita. Ada yang mudah dikenali, ada juga yang tak terlihat atau tak tampak dari permukaan. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa dalam diri manusia manapun, pasti ada sesuatu yang indah dan berharga yang tersembunyi. Coba perhatikan, sejahat-jahatnya seseorang, pasti dia mempunyai sisi baik yang penuh kasih dalam dirinya. Setenang-tenangnya seseorang, pasti ada juga sisi ramai atau ‘gelisah’nya. Seburuk-buruknya hidup seseorang, pasti juga ada sisi menyenangkannya.
Yang jadi masalah, biasanya yang nampak di permukaan adalah sisi biasa kita, sedangkan yang menonjol bersembunyi jauh di dalam sana. Kadang kita ingin berbuat sesuatu yang baik tapi entah bagaimana yang sebaliknyalah yang kita lakukan. Kita jadi nggak bisa menampilkan sisi terbaik dalam diri kita. Kemudian kita pikir, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengenali sisi-sisi baik dalam diri mereka. Sedangkan kemampuan dan sisi menarik kita, jangankan terlihat oleh orang lain, diri kita saja seringnya nggak bisa menemukannya..
Memang dibutuhkan kesadaran penuh untuk mengenali sisi-sisi dalam pribadi tiap orang. Ada kan teman-teman kita yang suka nggak mau terlibat dalam acara-acara sekolah, padahal kalo mau ditelusuri, talenta mereka ternyata seabreg-abreg. Entah malu menyatakan diri, merasa nggak nyaman, atau merasa ‘kurang’ dibandingkan orang lain, nggak ada yang tahu. Mungkin seharusnya kita fokus saja pada apa yang kita miliki, maka kita akan merasa bahagia. Jika pandangan kita terus-menerus diarahkan pada apa yang tidak kita miliki, maka yang ada dalam pikiran kita hanyalah rasa tak puas. Bahkan sampai tua pun mungkin nggak akan habis kita mengomel tentang keadaan kita!
Sepertinya, ada begitu banyak sisi yang terlihat begitu mengagumkan dari orang lain. Sedangkan kita? Berapa banyak sih sisi yang menarik dalam diri kita? Sepertinya nggak banyak. Tapi jangan mengeluh dulu, amati baik-baik hijaunya rumput tetangga. Ternyata sama kok dengan apa yang ada di pekarangan kita. Jangan terus-terusan fokus pada kelebihan orang lain, deh. Perhatikan saja sisi-sisi menarik dari diri kita. Daftar apa saja yang menjadi kesukaanmu, kemudian asah kemampuanmu dalam hal itu dan kembangkan. Jangan takut mencoba hal-hal baru. Kita nggak akan tahu sampai di mana kemampuan kita sebelum mencobanya. Percayalah, nggak ada orang seunik diri kamu. Nggak ada yang punya kemampuan dan kelebihan yang persis sama dengan kamu. Hanya mungkin kamu saja yang belum menggali dan menunjukkannya pada dunia..
Kita tak pernah tahu sampai kapan kita akan hidup, tapi selagi masih ada waktu, mari isi hidup ini dengan kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang menyenangkan. Jika tak ada yang bisa membahagiakan kita, kita buat saja kebahagiaan itu sendiri. Atau jika pengalaman hidup membentuk begitu banyak sisi tajam dan kasar dalam dirimu, poleslah itu menjadi sisi yang menarik dengan menambahkan sedikit cinta dalam hati. Kamu tahu kan, bahwa kasih dapat menutupi segala kekurangan?
Kadang kita bisa melakukan hal yang paling rumit, namun sukar untuk melakukan hal yang paling sederhana. Contohnya memaafkan dan menerima diri sendiri. Coba mencintai orang lain yang jadi idola. Brad Pitt, misalnya. Atau Delon. Pasti bisa, kan! Seandainya pun mereka melakukan kesalahan, pasti nggak sukar buat kita memaafkan dan menerima diri mereka apa adanya. Tapi jika diri kita yang melakukan kesalahan fatal, belum tentu dalam waktu 1 x 24 jam kita sudah berdamai kembali dengan diri sendiri. Padahal.. hey, it’s you, yourself! Apanya yang salah dalam menerima diri sendiri? Seharusnya, lebih dari orang lain kita dapat menerima keberadaan diri kita, karena diri kita adalah anugerah terbaik yang Tuhan beri! Masa sih kamu mau berjalan seumur hidup dengan kebencian tak termaafkan pada diri sendiri? Bagaimana kita dapat mencintai orang lain jika tak punya persediaan cinta untuk diri sendiri?
Namun, jika kita benar-benar tidak bisa menerima keadaan diri apa adanya, mungkin yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki hubungan dengan Tuhan. Dia mengenal kita jauh lebih baik dari pengenalan kita terhadap diri sendiri. Dan sebagai Sang Pencipta, Dia pasti punya tujuan mulia untuk kita lakukan di muka bumi ini. Kayaknya nggak mungkin deh Tuhan ciptakan kita sebagai bahan eksperimen atau sekedar iseng-iseng. Dia pasti mempunyai sebuah tujuan untuk hidup kita. Plus, Dia mengenal dengan baik segala kelebihan dan kekurangan kita. Masakan Dia nggak bisa melakukan sesuatu dengannya? Jika hubungan kita membaik dengan Allah, Dia dapat memulihkan keadaan kita dan memberi tahu kita apa yang menjadi rencanaNya dalam hidup ini. Kemudian, barulah kita bisa menampilkan sisi-sisi terbaik dari dalam diri kita. Memang ini bicara tentang proses panjang yang harus dilalui oleh tiap orang. Kayaknya kamu nggak bisa nawar deh, dalam hal ini.
Jika proses ini sedang berlangsung dalam hidupmu dan hingga kini kamu belum melihat sisi baik dalam dirimu, cobalah untuk mendekat kepada Allah. Biarkan Dia berkarya dalam dirimu. Penuhi hatimu dengan cinta. Nyamankan diri dengan semua yang ada padamu. Hargai diri sendiri, nikmati keadaanmu, jalani hidup dengan melakukan hal-hal yang kamu sukai, tampilkan sisi terbaikmu pada dunia dan.. pancarkan pesona bintang dalam dirimu! (bukan beriklan!).
Sesuatu untuk direnungkan:
Apa saja yang paling kamu suka lakukan? Daftarlah sebanyak-banyaknya!
Hal mudah apa yang sukar kamu lakukan bagi dirimu sendiri?
Pernahkah kamu meminta bantuan Tuhan untuk memberitahumu apa yang harus kamu perbuat dalam mengisi hidup? Jika belum, maukah kamu berdoa dan memohon kepadaNya? Jika ya,kira-kira bagaimana bunyi doamu?
No comments:
Post a Comment