Mempertahankan yang baik, teratur dan terkendali memang bukan hal yang mudah. Seringnya kita dicemooh orang kala berniat untuk melakukannya. Kita jadi berpikir ulang dan mengambil langkah mundur. Kita merasa kita membutuhkan seorang role model atau seorang figur yang baik, tapi ternyata nggak ada siapapun di
Kalo disuruh menjelaskan bagaimana karakter yang baik dan patut dijadikan contoh, kamu pasti bisa. Paling nggak yang jujur, adil, berani berkata ya di atas ya dan tidak di atas tidak, berani tampil
Sungguh mengherankan kenapa kita hidup di jaman individual ini. Tadinya bangsa
Nggak usah jauh-jauh deh. Pada banyak keluarga kita bisa melihat contoh yang jelas. Biasanya terjadi di kota-kota besar, orang tua sibuk bekerja dan anak-anak sibuk les, ekskul, dan seabrek urusan lain. Kalo ketemu saja jarang, bagaimana anak-anak dapat melihat dan menyerap contoh yang baik? Yang ada kita meniru semangat dan sifat mereka dalam bekerja keras mencari uang. Kehangatan dan kebersamaan keluarga pelan-pelan mulai kita tinggalkan. Bagaimana tidak, dari kecil kita sudah terbiasa dengan pola seperti itu..
Biasanya sih, pada usia pertumbuhan, remaja mulai mencari jati diri mereka dan berusaha meniru siapapun tokoh yang mereka suka. Hanya sayangnya, kadang mereka belum bisa membedakan mana yang baik untuk diserap dan mana yang nggak cocok untuk mereka. Bayangkan. Ini Generasi MTV, generasi di mana semua anak muda nyandu MTV.
Memang masih ada juga sih orang-orang yang berniat mulia dengan mempertahankan sikap baik. Mereka mengikuti apa yang disebut hati nurani. Sayangnya, lingkup pergaulan mereka nggak mendukung. Mereka berada di tengah komunitas yang sama sekali nggak ada niatan untuk jadi baik (atau lebih baik). Rasanya nggak mungkin dong kita bisa tetap berdiri melawan arus. Nggak mungkin kita bisa tetap menjalankan prinsip atau idealisme kita tanpa ada seorang pun mendukung. Alhasil, walaupun sudah membangun prinsip dan niat yang kokoh, tapi karena kebanyakan noleh kanan-kiri, jadi gagal deh jalannya. Perlahan namun pasti mereka mulai mengambil langkah mundur. Kadang langkah ini berjudul kecewa, kadang bernama tuntutan yang tak tercapai, trauma,… entah apa lagi namanya!
Kita mungkin menuntut orang bicara jujur pada kita, atau perhatian yang lebih besar, atau penerimaan diri kita apa adanya. Percayalah, nggak banyak yang bisa melakukannya. Orang lain juga punya prinsip sendiri, yang nggak jarang
Mungkin kamu pikir nggak ada seorang pun mendukung perbuatanmu. Tahu tidak, Allah di sorga setiap saat memandang ke bawah untuk mengawasi perbuatan kita. Kelak, kita harus mempertanggung-jawabkan semuanya. Bisa nggak kita menanggung hukumannya jika kita nggak pernah melakukan yang baik? Selama bumi ini masih berputar menurut orbitnya, nggak usah neko-neko deh. Jadilah contoh bagi dirimu sendiri. Lakukan sesuatu yang menginspirasi. Bertindaklah. Serap apa yang baik bagimu dan buang segala yang negatif. Nggak pernah ada kata terlambat kok selama kita mau berusaha.
Dalam hidupmu, adakah seseorang yang kamu jadikan panutan? Apa saja sifatnya yang menginspirasimu?
Menurut kamu, sifat-sifat apakah yang pantas dimiliki oleh seorang panutan?
Mulai sekarang, maukah kamu berjanji untuk mengubah sikap burukmu dan menjadi inspirasi bagi orang lain? Sifat-sifat buruk apa saja yang rasanya perlu kamu ubah dari dirimu?
No comments:
Post a Comment