Wednesday, February 27, 2008

Ke Mana Keinginan Membawamu?


Memang benar manusia itu lemah adanya. Jangankan terhadap orang lain atau pengaruh luar, terhadap diri sendiri saja seringkali kita kalah. Terhadap keinginan yang berteriak kuat dalam diri kita, misalnya. Kita selalu saja menyerah kalah jika harus berhadapan dengan diri sendiri. Bagaimana mungkin?

Bicara soal keinginan nggak akan ada matinya. Jika boleh merinci, kita pasti ingin makan enak sepanjang hidup, ingin kaya, ingin bisa belanja sepuasnya, ingin berkeliling dunia, ingin panjang umur, ingin sukses, ingin terkenal, ingin langsing, ingin punya pacar keren.. semua yang sanggup kita daftar pasti kita inginkan dalam hidup!

Keinginan bisa membawa kita pada tujuan kita. Keinginan yang kuat pasti akan disertai tindakan yang kuat pula. Jika keinginan itu positif, pasti hidup kita bakal jadi berguna. Contohnya jika seseorang ingin berhasil, ia akan melakukan apa saja untuk sampai pada tujuan itu. Rajin bekerja, belajar, beribadah, apapun akan dilakukannya. Kadang mimpi terbesar pun bisa kita raih, kok. Contohnya Katie Holmes yang sangat bahagia dilamar Tom Cruise karena katanya, Tom adalah mimpi terbesar Katie. Sebaliknya, jika keinginan buruk yang ada pada kita, kayaknya tujuan akhir kita juga bakal jadi buruk, nih. Apalagi jika keinginan itu sampai menyergap, mengikat, mencengkeram dan tak mau melepaskan kita. Waduh, bakal berabe deh hidup kita!

Sebenarnya, ada nggak ya cara yang tepat untuk mengendalikan keinginan-keinginan kita? Toh keinginan suka muncul begitu saja. Ia sangat spontan dan tiba-tiba. Tanpa direncana, tiba-tiba ia merasuk dalam hati dan pikiran kita. Kalo kamu sedang jalan-jalan di mall dan nggak sengaja melihat sepatu keren yang modelnya lagi tren dan ‘kamu’ banget, pasti kamu bakal berbelok dan melihatnya. Nggak mustahil tiba-tiba kamu memutuskan untuk membelinya walaupun nggak merencanakan itu sebelumnya. Kenapa kamu melakukannya? Karena keinginan untuk memiliki sepatu itu sangat kuat!

Masalahnya nih, anak muda seringnya terperangkap dalam keinginan yang negatif. Keinginan untuk membalas dendam, keinginan untuk jadi yang paling keren (dan bersedia melakukan ‘apapun’ untuk mencapainya. Ngebut, ‘minum’, gaya hidup hedonis, banyak cara!), keinginan untuk menyenangkan hati teman (yang belum tentu baik!), keinginan untuk mencoba-coba (biasanya sih, hal buruk yang kerap jadi sasaran!). Pokoknya, sangat panjang untuk didaftar!

Kita memang tak pernah tahu apa yang terbaik sebelum kita benar-benar mengalaminya. Kita jadi mencoba ini-itu, ikut gaya aduhai yang lagi digandrungi (dan nggak peduli apakah itu cocok atau tidak!) dan menginginkan segala yang terlihat baik. Masalahnya, penyesalan selalu saja datang terlambat. Ketika kita sudah dirugikan, dipermalukan, mengalami hal-hal buruk, barulah ia muncul. Sebelum-sebelumnya, kenapa nggak ada peringatan apapun agar kita nggak menyesali sesuatu yang kita perbuat ya?

Tahu nggak, jauh di dalam hati kita, ada suara kecil bernama hati nurani. Sebenarnya, dialah yang bertugas memperingatkan kita. Ia sering mencegah hal-hal buruk sebelum kita lakukan. Ia berteriak-teriak dengan nyaring di hati kita. Pernah kan kamu merasa nggak enak karena sebuah ‘niat jahat’ di hatimu? Bolos, misalnya. Atau membohongi orang tua. Atau mencoba narkoba. Pokoknya hati nurani selalu memperingatkan kita untuk berbuat baik. Namun, jika kita tak menggubrisnya, ia akan pergi. Kita pun jadi asyik-asyik saja melakukan hal buruk manapun yang kita suka!

Jalan terbaik untuk mencapai tujuan kita seringkali adalah dengan mengikuti kata hati. Saat kamu berada di persimpangan dan harus memilih, dengarkan saja suara hatimu. Ia akan bicara jujur padamu. Ia takkan pernah berbohong. Semua orang memilikinya, kok. Kamu juga. Masalahnya, alat pengatur volume suara hati ini ada di tangan kita masing-masing. Jika kita mendengar dan mengikutinya, ia akan bicara dengan nyaring. Namun, jika kita terus mengabaikannya, ia hanya akan berbisik dengan sangat pelan (sampai kita tak dapat mendengar apapun!) bahkan akhirnya diam.

Jika saat ini ada sebuah keinginan yang sedang memanggilmu dengan kuat, dengarlah baik-baik. Jika itu memang sesuatu yang baik, berguna, menyenangkan, dan ‘sreg’ di hati, ikutilah dia. Tapi jika itu membuatmu feeling so blue, jadi nggak enak melakukan apapun dan nggak berguna, tutup telingamu dan larilah!

Keinginan bisa membawa pada tujuan kita dan membuat hidup kita bahagia. Sebaliknya, keinginan juga dapat menghancurkan hidup kita! Namun, jika kendalinya ada pada hatimu, jangan menyerah. Diri sendiri seringkali jadi musuh kita yang paling besar, namun hadapilah. Jangan menyerah pada keinginan-keinginan tanpa tujuan yang ingin menguasaimu.

Langkahkan saja kakimu dan ikuti kata hatimu..

Sesuatu untuk Direnungkan:

Adakah keinginan yang berteriak kuat dalam hatimu saat ini? Keinginan apakah itu?

Ke mana kira-kira keinginan itu akan membawamu?

Pernahkah keinginan-keinginanmu membawamu pada penyesalan?Apa saja itu?

No comments: