Saturday, July 12, 2008

POLA


Jagad raya terdiri atas pola-pola, demikian salah satu epigram yang ditulis oleh Heraklitos, seorang filsuf Yunani kuno

Kita dapat melihat alam semesta ini sebagai sebuah pola, bukan sistem yang acak. Semuanya teratur dan mengikuti sebuah ‘jadwal’ yang baik. Misalnya, ada 12 bulan dalam 1 tahun, 30 hari dalam 1 bulan, 7 hari dalam 1 minggu, dan 24 jam dalam 1 hari. Semuanya berjalan mengikuti sebuah pola yang terencana dengan baik. Okay. Kita tahu Siapa yang mengatur pergerakan semesta. Tiap orang di dunia ini memahami bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi dari dirinya yang berkuasa untuk mengatur semesta.

Namun, tak hanya pada alam semesta, dalam peristiwa sehari-hari pun kita akan menemukan sebuah pola. Pada kebiasaan kita, misalnya. Sekacau apapun jadwal kita, kita akan menemukan pola yang teratur di dalamnya. Pada sifat atau tingkah laku seseorang, misalnya. Atau pada tindak kejahatan. Oleh karena itulah para pencari fakta dan penegak kebenaran acapkali mencari pola yang terdapat pada sebuah tindak kriminal. Entah itu pembunuh berantai, teror yang dilakukan oleh kelompok tertentu, dalam banyak hal orang biasa bertindak sesuai dengan pola mereka masing-masing. Bahkan dalam film pun kamu akan mempelajari bahwa kenyataan ini benar adanya.

Kenalilah dirimu, kata Socrates, maka kebenaran akan membebaskan dirimu. Banyak orang merasa perlu mencari tahu lebih lanjut tentang diri mereka untuk dapat menemukan sesuatu yang lebih baik dalam hidup. Kita pun dapat belajar melalui POLA yang terbentuk dalam hidup kita sejak masa kecil untuk menemukan kebenaran tentang diri kita. Saya percaya tidak ada yang kebetulan di dalam Tuhan. Setiap hal dirancangNya untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya kepadaNya.

Hal-hal yang dapat kita pelajari dalam hidup…

  1. Kebiasaan apa yang tumbuh dari kecil hingga saat ini tetap kamu lakukan?
  2. Dalam hal apa kamu paling sering ribut dengan orang lain?
  3. Dalam hal apa kamu bermasalah?
  4. Bagaimana caramu menerima keberadaan dirimu? Mengapa hal itu dapat terjadi? Ada apa pada masa kecilmu?
  5. Bagaimana caramu menerima keberadaan orang lain? Mengapa hal itu dapat terjadi? Ada apa pada masa kecilmu?
  6. Bagaimana kamu memandang keluargamu? Mengapa demikian?
  7. Menurutmu, apakah hidupmu sudah memuaskan? Mengapa? Jika belum, apa yang akan kamu lakukan untuk mengubahnya?
  8. Bagaimana pendapat orang lain tentang dirimu? Apakah sesuai dengan yang kamu pikirkan? Jika tidak, mengapa demikian?
  9. Apa pendapatmu tentang Tuhan? Percayakah kamu kepadaNya? Bagaimanakah hubunganmu denganNya?
  10. Bagaimana kamu menyikapi persoalan yang terjadi dalam hidupmu? Apakah kamu menerimanya dengan lapang dada, berusaha memahaminya sebagai suatu ujian yang harus dilalui, ataukah kamu melemparkan kesalahan pada orang lain?
  11. Jika ada yang dapat diubah dari dirimu, apa yang akan kamu ubah? Mengapa?
  12. Apa ke’aneh’anmu yang terbesar (maksudnya apa yang membuatmu sangat berbeda dengan orang lain)? Banggakah kamu dengan hal itu, ataukah justru malu dengan kenyataan tersebut? Apakah kamu ingin mengubahnya? Bagaimana caranya?
  13. Apakah mudah bagimu untuk memaafkan atau mengampuni orang lain?
  14. Apakah ada dendam dalam hatimu? Kepada siapa saja? Apa yang telah diperbuatnya?
  15. Siapa yang paling kamu kasihi dalam hidupmu? Apa yang dilakukannya?
  16. Siapakah yang menjadi teladan dalam hidupmu? Dalam hal apa? Mengambil inspirasi darinya, apa yang telah kamu lakukan untuk mengubah dunia?
  17. Siapakah yang paling kamu benci? Mengapa?
  18. Peristiwa apa yang paling membuatmu menyesal dalam hidup? Ingatlah baik-baik dan kisahkan kembali semuanya dengan lengkap!
  19. Peristiwa apa yang paling membuatmu bahagia?
  20. Peristiwa apa yang paling membuatmu sedih?
  21. Peristiwa apa yang paling membuatmu terharu?
  22. Peristiwa apa yang paling membuatmu malu?
  23. Apa yang paling membuatmu terinspirasi?
  24. Apa yang paling membuatmu marah?
  25. Apa yang paling membuatmu kecewa?


Mungkin tak mudah untuk menjawab hal-hal di atas, namun dengan melakukannya, paling tidak kamu sudah menggali kebenaran tentang dirimu. Tulisan dapat mengungkapkan apa yang ada dalam hati dan kepala kita. Jadi kamu harus menulisnya dengan sungguh-sungguh. Jangan perdulikan tanda baca, ejaan atau baik buruknya tulisanmu. Menulis sajalah. Tuangkan pikiran dan perasaanmu di sana. Hanya kamu yang mengenal dirimu dengan baik selain Tuhan. Jangan biarkan orang membodohimu soal kebenaran tentang dirimu tersebut. Kuatlah, tersenyumlah, Tuhan besertamu.

Jika selama ini yang kamu lihat hanya kebodohan, mungkin ini saatnya untuk membaharui pengenalan akan makhluk ciptaan Tuhan yang paling unik yang pernah ada di dunia ini. Hanya satu dan tak ada yang lain: kamu.

No comments: