Wednesday, April 16, 2008

Hidup Tak Bisa Menunggu

Hidup tak bisa menunggu, kata iklan Sunsilk.

Well, bener banget sih. Hidup memang tak bisa menunggu. Sang waktu selalu berlari dan tak pernah sempat menanti kita. Jika tertinggal, kita akan kehilangan kesempatan yang baik.

Iklan ini bener-bener provokatif, menggugah dan menyadarkan kita tentang betapa berharganya kesempatan yang kita miliki selama hidup di dunia. Kadang kita menunggu terlalu lama untuk sebuah kesempatan yang berjudul mujizat. Padahal, tak jarang, peristiwa-peristiwa kecillah yang Tuhan pakai sebagai kesempatan besar untuk kita mempelajari sesuatu.

Jika kita hanya menunggu mujizat, bisa-bisa kita kehilangan peluang untuk menangkap berkat yang Tuhan berikan. Bukankah berkat Tuhan seringkali datang dengan menyamar?

Karena terpaku pada impian-impian besar kita misalnya, kita kerap lupa pada hal-hal kecil yang biasa, seperti matahari pagi yang terus saja bersinar, udara yang tak ternilai harganya namun tersedia dengan bebas untuk kita hirup.. Bisa bayangin gak sih gimana kalo nafas kita udah megap-megap dan harus dibantu oksigen? Berapa saja biaya yang harus kita keluarkan? Pastinya muahal!! Namun di saat kita baik-baik saja, berkat yang seperti itu pasti nggak terlalu berasa...

Well, yang jadi pengharapan besar bagiku adalah, bagaimanapun ketatnya kita bersaing dengan waktu, seperti kata iklannya Sunsilk tadi bahwa hidup tak bisa menunggu (jadi kita perlu buru-buru!), kita masih punya Seseorang yang selalu bersedia menunggu.

Dia tak peduli berapa kali kita gagal, berapa kali kita melakukan pelanggaran, terperangkap dalam kebodohan, ataupun mengecewakan hatiNya, Dia selalu ada buat kita.

Dia tak pernah lelah, lalai menepati janji ataupun tertidur, kata Alkitab. Nggak kayak kita yang seringkali capek menjalani hidup, mudah menyerah kala berhubungan dengan orang lain, ataupun mengingkari perkataan kita sendiri.

Sungguh mengagumkan kesabaranNya. Sungguh mengherankan Dia masih mau memahami, mengerti dan mengasihi kita. Padahal, siapalah kita ini di hadapanNya? Debu tanah? Seonggok tanah liat? Seekor ulat?

Segala puji bagi Tuhan jika Dia masih mengaruniakan kesempatan pada kita.
Yeah, kadang mungkin kita perlu buru-buru, kadang harus mengejar kesempatan, kadang harus berpacu dengan waktu untuk meraih cita-cita, tapi jangan lupa untuk tetap mengikuti waktunya Tuhan. Karena Dia tahu yang terbaik, dan Dia akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNya..

Jika kesempatan besar bagi kita belum datang-datang juga, sabarlah, mungkin saja Tuhan mau mengerjakan mujizatNya dalam hal itu. Coba renungkan, jika Abraham memperoleh anak di usianya yang ketiga puluh tahun, akankah itu disebut sebuah keajaiban? Jika Yesus buru-buru datang untuk menyembuhkan Lazarus (Dia menunda selama 4 hari, ingat?), akankah kita dengar kisah orang mati dibangkitkan?

Hidup mungkin tak bisa menunggu, tapi untuk segala sesuatu ada masa dan waktunya...

No comments: