Tuesday, March 4, 2008

Mengubah Rasa Iri Jadi Kebajikan

Menurut Tabloid Aura, rasa iri bisa kita ubah jadi kebajikan. Toh, jika kita iri pada seseorang berarti orang tersebut sudah memberi contoh pada kita bahwa mereka berhasil. Mereka melakukan apa yang kita ingin lakukan. Makanya, rasa iri tersebut biasanya terjadi pada orang di sekitar kita. Bukan pada J.Lo yang sexy misalnya, atau Brad Pitt yang ngetop, karena mereka ada jauh di luar lingkup kita. Tapi coba kalo sohib atau teman sekerja kita yang dapat kemajuan, kenaikan gaji, pacar keren, atau justru mereka yang tampilannya berubah jadi lebih keren.. hmmghhh!!

Atau mungkin kita perlu bertanya bagaimana jika kita tak pernah merasa iri pada orang lain. Apakah dengan demikian berarti kita termasuk orang yang sangat baik dan berhasil mencapai tingkatan tertinggi dalam penyucian hati, ataukah karena kita memang nggak punya tujuan atau keinginan apa-apa dalam hati, yaa... Berarti nyata kan bahwa rasa iri bisa kita gunakan sebagai pendorong semangat kita?

Memang sih, setiap energi buruk atau kelemahan terburuk sekalipun, bisa kok diproses jadi kekuatan dan energi yang berarti, apapun itu. Tapi, kadang kita nggak berpikir ke arah itu. Yang jadi fokus kita hanya 'Mengapa dia bisa dan aku nggak?!' Syiriiiiik banget deh, yang ada..

Supaya nggak iri, lebih baik kita mengisi hati kita dengan kedamaian dan bukan sekedar keinginan-keinginan duniawi yang nggak abadi, supaya jika toh keinginan itu nggak kesampaian, kita tetap panjang umur dan sejahtera.

Daripada kita membanding-bandingkan keberhasilan orang lain dengan kelemahan kita, bukankah lebih baik kita merenungkan saja hal-hal apa yang membuat orang itu berhasil, kemudian bertindak. Lakukan sesuatu untuk mencapai keberhasilan tersebut.

Kadang saya juga berpikir, apakah tiap orang mempunyai peluang yang berbeda sehingga mendapatkan sukses yang berbeda? Apakah kejelian kita menangkap peluang saja yang beda? Tapi saya selalu kembali pada pemikiran bahwa semua ada dalam waktunya Tuhan. Kita bisa menginginkan ini dan itu dalam hidup kita dan gagal, tapi Tuhan tidak. Dia selalu punya rencana yang terbaik. Kitanya saja sih yang seringkali agak lambat menangkap arah dan maksudNya.

Mungkin daripada iri, lebih baik kagum kali ya sama orang lain. Kagum pada perjuangan, usaha dan karya orang lain yang lebih baik dari kita. Kalo syirik, kayaknya itu bisikan setan deh. Bukankah kita sendiri yang bisa mengatur keseimbangan dalam hidup kita? Jika kita hanya berpangku tangan dan meratapi nasib, jangan harap sesuatu akan terjadi, deh. Bangkit dong. Berusaha. Pikirkan sesuatu dan bertindaklah. Maafkan dirimu sendiri dan buka pikiranmu terhadap ide-ide baru. Baharui hatimu dan jaga semangatmu tetap menyala.

Yuk, siapkan diri, gunakan rasa irimu sebagai penggerak usahamu menuju sukses...

No comments: