Bisa bayangin nggak, gimana jika semua orang hebat di dunia berkumpul jadi satu dan meninggalkan semua orang yang bukan apa-apa di belakang mereka? Kira-kira apa yang akan terjadi ya?
Segi baiknya, mereka bisa membentuk kekuatan untuk menghasilkan sebuah (atau banyak) karya besar. Namanya juga orang hebat. Apapun yang mereka kerjakan, pasti berhasil. Entah itu di bidang seni, olah raga, politik, ilmu pengetahuan, teknologi. Mereka pasti menghasilkan banyak hal yang berguna!
Sisi buruknya, mereka bisa jadi sombong dan menganggap
Pernah tidak perasaan kamu begitu? Berharap seandainya keluargamu paling hebat,
Kadang, kenyataan saja tidak cukup untuk membangun diri kita. Seandainya toh kita paling hebat, pasti ada kesempatan dimana kita sepertinya tidak diijinkan untuk menunjukkannya. Entah berupa kecelakaan-kecelakaan kecil, kebetulan-kebetulan yang aneh, atau hal-hal tak terduga yang tiba-tiba datang dalam kehidupan kita. Sebaliknya, walaupun kita bukan siapa-siapa, pasti akan datang juga kesempatan untuk kita bangkit dan menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat untuk sekedar ditangisi. Jika kamu perhatikan orang-orang hebat dunia, pasti kamu akan mendapati bahwa sebagian besar hidup mereka diawali dengan penderitaan atau kesusahan. Simak saja kisah nama-nama besar seperti
Menang aja nggak cukup. Prosesnya kerap lebih penting daripada sekedar jadi pemenang. Tapi nggak semua orang bisa menerima ide ini. Semua orang maunya jadi pemenang, jadi yang ‘paling’ dalam segala hal. Siapa sih yang mau mengalah dan bersedia disebut looser?
Bagi banyak orang, kemenangan dan keberhasilan adalah tujuan utama. Jika ini juga terjadi padamu, berhentilah sejenak dan renungkan kembali. Apa benar-benar hanya itu yang kamu cari? Apakah kamu sampai rela menukar hidupmu dengan semua itu?
Sebuah ungkapan menyatakan ‘Saat kita dalam kelemahan, kuasa Tuhan paling sempurna dinyatakan’. Pada titik terlemah dan tersukar dalam kehidupan kita, ingatlah ada Tuhan yang akan memberi pertolongan. Saat paling sukar dalam hidup seharusnya menjadi momen penting, karena di situlah kita bisa menyatakan kualitas kita. Saat kita merasa bodoh, nggak mampu, dan nggak hebat, di situlah letak kekuatan kita, karena kita sungguh-sungguh berusaha, berharap pada Tuhan dan nggak neko-neko dalam melakukan segala sesuatu. Kita jadi menyadari bahwa nggak ada yang abadi di dunia ini. Gelar juara pun bisa beralih kapan saja. Malah kadang, kekalahanlah yang mengajarkan kita arti sebuah kemenangan sejati.
Jika kegagalan malah membuatmu jadi menyadari banyak hal, mengapa gengsi menerimanya?
Sesuatu untuk direnungkan:
Apa kelemahanmu yang terbesar?
Apakah kelemahan tersebut justru membuatmu berusaha lebih keras dari orang lain?
No comments:
Post a Comment