Thursday, February 28, 2008

Menang Aja Nggak Cukup

Bisa bayangin nggak, gimana jika semua orang hebat di dunia berkumpul jadi satu dan meninggalkan semua orang yang bukan apa-apa di belakang mereka? Kira-kira apa yang akan terjadi ya?

Segi baiknya, mereka bisa membentuk kekuatan untuk menghasilkan sebuah (atau banyak) karya besar. Namanya juga orang hebat. Apapun yang mereka kerjakan, pasti berhasil. Entah itu di bidang seni, olah raga, politik, ilmu pengetahuan, teknologi. Mereka pasti menghasilkan banyak hal yang berguna!

Sisi buruknya, mereka bisa jadi sombong dan menganggap tim mereka adalah yang terbaik, terhebat, terjaya, pokoknya paling top! Mereka akan melakukan segala cara untuk jadi yang paling hebat dan takkan menerima kenyataan jika gagal. Bahkan bisa jadi dalam tubuh kelompok mereka sendiri timbul persaingan untuk memperebutkan siapa yang paling unggul. Bagaimana mungkin menyatukan visi, wong semua yang tergabung di dalamnya adalah orang hebat (semua jadi merasa paling hebat dan berhak mengeluarkan ide dong!).

Pernah tidak perasaan kamu begitu? Berharap seandainya keluargamu paling hebat, tim basketmu paling populer, teman-teman satu gankmu paling keren, teman-temanmu paling sip, atau, kamu adalah perpaduan semuanya: paling hebat, paling cool, paling smart, paling trendy.. serba ‘paling’ deh! Pernah? Jangan malu, semua orang begitu kok. Semua orang pasti memiliki perasaan egosentris (berpusat pada diri sendiri) dalam diri mereka. Bukan nggak mungkin ada orang yang karena merasa hebat kemudian suka menonjolkan dirinya dalam setiap kesempatan. Dia nggak bisa menerima bahwa ada banyak orang di luar sana yang lebih hebat. Mottonya, anything lasts on the earth is about me. Only me. Nggak ada yang lain. Jangan-jangan mereka nggak tahu bahwa bumi itu bulat saking terpusatnya mereka pada diri sendiri. Waduh, kasihan deh ..

Kadang, kenyataan saja tidak cukup untuk membangun diri kita. Seandainya toh kita paling hebat, pasti ada kesempatan dimana kita sepertinya tidak diijinkan untuk menunjukkannya. Entah berupa kecelakaan-kecelakaan kecil, kebetulan-kebetulan yang aneh, atau hal-hal tak terduga yang tiba-tiba datang dalam kehidupan kita. Sebaliknya, walaupun kita bukan siapa-siapa, pasti akan datang juga kesempatan untuk kita bangkit dan menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat untuk sekedar ditangisi. Jika kamu perhatikan orang-orang hebat dunia, pasti kamu akan mendapati bahwa sebagian besar hidup mereka diawali dengan penderitaan atau kesusahan. Simak saja kisah nama-nama besar seperti Oprah Winfrey, Charlize Teron, Rossie O’Donnel, .. dan mungkin semua nama besar yang pernah dikenal orang!

Menang aja nggak cukup. Prosesnya kerap lebih penting daripada sekedar jadi pemenang. Tapi nggak semua orang bisa menerima ide ini. Semua orang maunya jadi pemenang, jadi yang ‘paling’ dalam segala hal. Siapa sih yang mau mengalah dan bersedia disebut looser?

Jika Tuhan hanya memberikan hal-hal yang tidak terlalu berarti untuk kita miliki, mungkin Dia ingin mengajarkan kita seni untuk bertahan hidup. Bagaimana perjuangan kita melalui segenap rintangan, itulah yang jadi fokus utamaNya. Mungkin Dia ingin kita punya kenangan indah karena pernah merasakan saat paling sukar bersama dengan Dia dan kita berhasil! Apa sih yang jadi kebanggaan dan fokus hidup kita sebenarnya?

Bagi banyak orang, kemenangan dan keberhasilan adalah tujuan utama. Jika ini juga terjadi padamu, berhentilah sejenak dan renungkan kembali. Apa benar-benar hanya itu yang kamu cari? Apakah kamu sampai rela menukar hidupmu dengan semua itu? Berani bayar berapapun agar tujuanmu tercapai?

Sebuah ungkapan menyatakan ‘Saat kita dalam kelemahan, kuasa Tuhan paling sempurna dinyatakan’. Pada titik terlemah dan tersukar dalam kehidupan kita, ingatlah ada Tuhan yang akan memberi pertolongan. Saat paling sukar dalam hidup seharusnya menjadi momen penting, karena di situlah kita bisa menyatakan kualitas kita. Saat kita merasa bodoh, nggak mampu, dan nggak hebat, di situlah letak kekuatan kita, karena kita sungguh-sungguh berusaha, berharap pada Tuhan dan nggak neko-neko dalam melakukan segala sesuatu. Kita jadi menyadari bahwa nggak ada yang abadi di dunia ini. Gelar juara pun bisa beralih kapan saja. Malah kadang, kekalahanlah yang mengajarkan kita arti sebuah kemenangan sejati.

Jika kegagalan malah membuatmu jadi menyadari banyak hal, mengapa gengsi menerimanya? Kan katanya hidup berputar bagaikan roda. Gimana kamu bisa menikmati kemenangan jika tak pernah tercampak karena kegagalan? Bagaimana kamu dapat mengevaluasi keberhasilanmu jika tidak tahu di mana letak kekurangannya? Banyak hal menarik nggak akan kamu jumpai kalo kamu berhasil terus. So, ada kalanya kamu memang ‘ditempatkan’ di posisi yang gagal agar kamu tahu mensyukuri setiap peristiwa menggembirakan yang terjadi dalam hidupmu.

Sesuatu untuk direnungkan:

Apa kelemahanmu yang terbesar?

Apakah kelemahan tersebut justru membuatmu berusaha lebih keras dari orang lain?

No comments: