'Siapakah Aku?' adalah pertanyaan yang paling banyak digemakan di dunia ini. Banyak orang terlahir dengan tanda tanya yang besar akan dirinya.
Terlepas dari apa latar belakang, sejarah, impian atau bakat kita, ilmu psikologi membagi manusia ke dalam 5 besar tipe kepribadian.
Inilah 5 besar tipe kepribadian tersebut:
1. Extraversion (A)
Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic juga ramah terhadap orang lain. Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya Extraversion dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat ekstraversion rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya.
2. Agreeableness (A)
Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Berdasarkan value survey, seseorang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, pemaaf, dan penyayang.
3. Neuroticism (N)
Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Selain memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive.
4. Opennes (O)
Openness mempunyai ciri mudah bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, menjadi sangat fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, broadmindedness, dan a world of beauty. Sedangkan seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan.
5. Conscientiousness (C)
Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.
Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.
Kadang, kita merasa cemas karena kita begitu berbeda dengan tipe yang lainnya. Misalnya, jika kamu seorang pendiam sementara kamu berada di tengah lingkungan yang 'ramai', mungkin kamu akan menganggap dirimu 'beda'. Atau, kamu seorang yang sangat ekspresif dan asertif sementara orang lain di lingkunganmu begitu kaku dan tradisional. Padahal, tidak ada benar dan salah dalam kepribadian kita. Yang kita perlukan hanyalah ketrampilan untuk mengolah kepribadian yang kita miliki tersebut menjadi sebuah sumber daya yang potensial, nggak hanya bagi diri kita sendiri, tapi juga bagi lingkungan sekitar kita dan bagi dunia!
Ingatlah bahwa orang yang menjadikan dirinya sendiri lebih baik, akan menjadikan dunia lebih baik. Kamu nggak perlu menunggu orang lain melakukan sesuatu yang besar dalam hidupmu. Yang kamu butuhkan hanyalah keberanian -seperti yang dikatakan oleh Mahatma Ghandi-- untuk menjadi perubahan yang kamu ingin orang lain lakukan untukmu..
Sumber : rumahbelajarpsikologi.com.
No comments:
Post a Comment