Thursday, February 28, 2008

Waktu Terus Saja Berjalan


Jika kamu hanya punya waktu 3 bulan lagi untuk hidup, apa yang akan kamu lakukan? Kerja keras mengisi hari-hari terakhir hidupmu, puas-puasin melakukan hobi, jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang kamu suka, tangis-tangisan sama orang-orang yang kamu kasihi, meningkatkan ibadah pada Tuhan atau sibuk meminta maaf pada orang lain?

Kita (untungnya!) tidak pernah tahu sampai dimana usia dan hari-hari hidup kita di bumi. Itu masih jadi rahasianya Tuhan yang mungkin dianggapNya tak perlu diketahui manusia. Bener juga sih. Kalo kita tahu berapa lama waktu tersisa dalam hidup, pasti kita akan bersibuk-sibuk mengisinya dan nggak akan menyia-nyiakan kesempatan sedikitpun. Saat berada begitu dekat dengan maut kita baru menyadari arti pentingnya waktu yang kita miliki.

Kita memang nggak bisa memilih bagaimana cara kita mati, tapi kita bisa memilih bagaimana kita akan hidup. Ini adalah sesuatu yang penting. Mungkin kamu berpikir usiamu masih muda, hari-harimu masih akan lama, tapi siapa yang dapat menebak umur seseorang? Paling tidak kamu harus menetapkan satu tujuan yang bikin kamu merasa bahwa kamu memang terlahir untuk itu, sesuatu yang membuatmu tak pernah menyesal dilahirkan.

Katanya, semua ada harganya. Di jaman serba instan ini pun, semakin cepat kita mendapat kesuksesan, semakin cepat pula nama kita berlalu. Dunia sihir ‘abrakadabra’ atau ‘sim salabim’ nggak berlaku di sini. Semuanya butuh perjuangan keras yang tak jarang harus melibatkan air mata dan luka hati..

Banyak orang telah berusaha keras dan berhasil meraih tujuan mereka (mungkin kamu juga termasuk di dalamnya!). Berlelah-lelah, nggak pernah sempat beristirahat, korbankan waktu dan tenaga bahkan hobi dan kesenangan-kesenangan kecil mereka. Tapi, sepadankah harga yang mereka bayar dengan apa yang mereka terima? Tak jarang kita membayar terlalu mahal untuk sebuah kesuksesan yang tidak abadi. Maksud saya, hanya untuk beberapa saat berada di puncak, kita kerap mengorbankan segalanya. Sepadankah semua itu?

Yang paling menyedihkan namun sangat sering kita lakukan adalah mengorbankan kebutuhan batin. Melalaikan ibadah kepada Allah, melewatkan waktu berdoa, nggak pikirkan kesejahteraan jiwa, bahkan melupakan bahwa Tuhan itu ada. Padahal, Dialah sumber kehidupan kita! Dia yang menjadikan kita dan di tanganNya tersimpan segudang rencana hebat jika kita mau bertanya kepadaNya!

Kekayaan, kepopuleran, teman-teman yang baik bahkan semua yang kita miliki dapat datang dan pergi begitu saja. Tiada yang benar-benar abadi di dunia. Hanya Tuhanlah Satu-satunya yang setia dan tak pernah meninggalkan kita. Sungguh sayang, kita seringkali tak menyadari hal ini dan terus berpacu dengan waktu untuk mengejar kepuasan dalam hal materi. Kita lupakan hal yang lebih penting dan mendasar dalam hidup : kebutuhan dalam jiwa kita. Ada sebuah pertanyaan klasik yang pantas jadi renungan buat kita ‘Apa gunanya seseorang memperoleh seisi dunia namun jiwanya binasa?’ Yakin nggak kelak kamu akan masuk surga? Jika tidak, artinya kamu perlu mencari jalan kebenaran, jawaban yang lebih pasti daripada sekedar kepopuleran atau harta dunia yang nggak abadi!

Kita patut bersyukur karena kita nggak tahu berapa lama kita akan hidup. Kita nggak tahu masih tersisa berapa banyak kesempatan untuk dapat berkumpul dengan orang-orang yang kita kasihi. Tapi renungkan ini: kamu nggak akan pernah menyesal menjalani hidupmu jika kamu menganggap tiap hari adalah hari terakhirmu. Bersahabatlah dengan semua orang, kejarlah hal-hal yang baik, berusahalah sungguh-sungguh dalam pelajaranmu, lakukan kegiatanmu dengan segenap hati, dan berikan kesan yang indah pada setiap momen. Jangan beri sedikitpun kesempatan untuk mengeluh dan menyalahkan keadaan. Keadaan tak pernah salah. (Kamu bisa kok keluar dari keadaan yang buruk jika kamu mau berusaha!). Yang seringkali salah adalah pandanganmu, dan itu berakibat terhapuslah semua kebaikan yang pernah kamu terima dalam hidup!

Katanya, hidup yang pantas dijalani adalah hidup yang mengabdi. Mengabdilah pada hidupmu. Keluargamu. Hobimu. Tujuanmu. Waktumu. Sekolahmu. Negaramu. Apa saja yang kamu anggap kamu miliki dalam hidup. Terutama pada Tuhan. Apa sih salahnya kita menabur sedikit kebaikan untuk diri sendiri? Toh yang akan kita tuai kelak bukan sekedar kebaikan, tapi ribuan kebaikan, karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Mungkin kamu bercita-cita untuk jadi kaya dan terkenal. Itu baik. Teruskan usahamu. Tapi ingat satu hal: jangan membayar terlalu banyak untuk sesuatu yang sementara, karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Ingatlah, waktu terus saja berjalan tanpa sempat mengingat apakah kamu telah cukup banyak melakukan kebaikan dalam hidup atau tidak.

Dan sang waktu tak pernah berhenti..

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Direnungkan:

Hal penting apa yang telah kamu lakukan tiga bulan terakhir ini?

Kebutuhan apa yang sering kamu lalaikan demi memenuhi kebutuhan lainnya? Mengapa?

Sebagai apa kamu ingin orang mengenangmu?

No comments: