Jika kamu hanya punya waktu 3 bulan lagi untuk hidup, apa yang akan kamu lakukan? Kerja keras mengisi hari-hari terakhir hidupmu, puas-puasin melakukan hobi, jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang kamu suka, tangis-tangisan sama orang-orang yang kamu kasihi, meningkatkan ibadah pada Tuhan atau sibuk meminta maaf pada orang lain?
Kita (untungnya!) tidak pernah tahu sampai dimana usia dan hari-hari hidup kita di bumi. Itu masih jadi rahasianya Tuhan yang mungkin dianggapNya tak perlu diketahui manusia. Bener juga sih. Kalo kita tahu berapa lama waktu tersisa dalam hidup, pasti kita akan bersibuk-sibuk mengisinya dan nggak akan menyia-nyiakan kesempatan sedikitpun. Saat berada begitu dekat dengan maut kita baru menyadari arti pentingnya waktu yang kita miliki.
Kita memang nggak bisa memilih bagaimana
Katanya, semua ada harganya.
Banyak orang telah berusaha keras dan berhasil meraih tujuan mereka (mungkin kamu juga termasuk di dalamnya!). Berlelah-lelah, nggak pernah sempat beristirahat, korbankan waktu dan tenaga bahkan hobi dan kesenangan-kesenangan kecil mereka. Tapi, sepadankah harga yang mereka
Yang paling menyedihkan namun sangat sering kita lakukan adalah mengorbankan kebutuhan batin. Melalaikan ibadah kepada Allah, melewatkan waktu berdoa, nggak pikirkan kesejahteraan jiwa, bahkan melupakan bahwa Tuhan itu ada. Padahal, Dialah sumber kehidupan kita! Dia yang menjadikan kita dan di tanganNya tersimpan segudang rencana hebat jika kita mau bertanya kepadaNya!
Kekayaan, kepopuleran, teman-teman yang baik bahkan semua yang kita miliki dapat datang dan pergi begitu saja. Tiada yang benar-benar abadi di dunia. Hanya Tuhanlah Satu-satunya yang setia dan tak pernah meninggalkan kita. Sungguh sayang, kita seringkali tak menyadari hal ini dan terus berpacu dengan waktu untuk mengejar kepuasan dalam hal materi. Kita lupakan hal yang lebih penting dan mendasar dalam hidup : kebutuhan dalam jiwa kita.
Kita patut bersyukur karena kita nggak tahu berapa lama kita akan hidup. Kita nggak tahu masih tersisa berapa banyak kesempatan untuk dapat berkumpul dengan orang-orang yang kita kasihi. Tapi renungkan ini: kamu nggak akan pernah menyesal menjalani hidupmu jika kamu menganggap tiap hari adalah hari terakhirmu. Bersahabatlah dengan semua orang, kejarlah hal-hal yang baik, berusahalah sungguh-sungguh dalam pelajaranmu, lakukan kegiatanmu dengan segenap hati, dan berikan kesan yang indah pada setiap momen. Jangan beri sedikitpun kesempatan untuk mengeluh dan menyalahkan keadaan. Keadaan tak pernah salah. (Kamu bisa kok keluar dari keadaan yang buruk jika kamu mau berusaha!). Yang seringkali salah adalah pandanganmu, dan itu berakibat terhapuslah semua kebaikan yang pernah kamu terima dalam hidup!
Katanya, hidup yang pantas dijalani adalah hidup yang mengabdi. Mengabdilah pada hidupmu. Keluargamu. Hobimu. Tujuanmu. Waktumu. Sekolahmu. Negaramu. Apa saja yang kamu anggap kamu miliki dalam hidup. Terutama pada Tuhan. Apa sih salahnya kita menabur sedikit kebaikan untuk diri sendiri? Toh yang akan kita tuai kelak bukan sekedar kebaikan, tapi ribuan kebaikan, karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Mungkin kamu bercita-cita untuk jadi kaya dan terkenal. Itu baik. Teruskan usahamu. Tapi ingat satu hal: jangan membayar terlalu banyak untuk sesuatu yang sementara, karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Ingatlah, waktu terus saja berjalan tanpa sempat mengingat apakah kamu telah cukup banyak melakukan kebaikan dalam hidup atau tidak.
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Direnungkan:
Hal penting apa yang telah kamu lakukan tiga bulan terakhir ini?
Kebutuhan apa yang sering kamu lalaikan demi memenuhi kebutuhan lainnya? Mengapa?
Sebagai apa kamu ingin orang mengenangmu?
No comments:
Post a Comment