Konon, karakter jauh lebih penting daripada kepandaian atau kekayaan kita. Nggak peduli seberapa terampilnya seseorang, ia takkan bisa melangkah lebih jauh jika karakternya didapati bercacat. Pepatah lama yang menyatakan 'Sekali lancung ke ujian, seumur hidup tak dipercaya' sepertinya masih berlaku. Jika kamu ingin berhasil dalam hidup, pengetahuan, karier dan uang memang penting dan layak untuk dikejar, tapi tidak sepenting karakter yang ada dalam dirimu. Kamu bisa mengejar ilmu sampai ke ujung dunia. Kamu bisa menggunakan cara-cara yang tidak halal untuk mengumpulkan uang, namun karakter buruk tak bisa menipu. Suatu saat, ia akan menampakkan dirinya melalui tindakanmu. Kabar baiknya, karakter dapat diubah dan diperbaiki.
Berikut beberapa hal penting yang perlu dibangun dalam karakter kita:
1. PERCAYA DIRI
Tidak bisa disangkal, ini kualitas yang mutlak perlu kita miliki. Diri kita takkan pernah naik melebihi tingkatan kepercayaan diri atau citra diri yang kita miliki. Bagaimana memiliki rasa percaya diri? Dengan memiliki penilaian yang baik atas diri sendiri. Banyak orang hidup jauh di bawah potensi mereka bukan karena tak mampu, melainkan karena menganggap diri mereka tak mampu.
Pandanglah dirimu dengan pandangan yang benar. Bukan dengan standar orang lain. Jangan selalu berusaha untuk menyenangkan setiap orang, terutama jika itu bertentangan dengan hati nuranimu. Kamu seharusnya bangga menjadi dirimu, karena jika bukan kamu yang menjadi dirimu, siapa lagi? Tidak ada orang yang seperti kamu, dan takkan pernah ada kamu di dunia ini. Hanya ada satu kamu dan takkan ada lagi yang seperti kamu. Sungguh menyedihkan jika seseorang harus menjadi peniru karena tidak percaya pada dirinya sendiri. Jadilah asli. Be authentic. Bukankah yang orisinal itu jauh lebih mahal ketimbang yang imitasi? Toh Tuhan tidak pernah menciptakan dua orang yang persis sama sepanjang sejarah. Jadi, mulailah berbangga menjadi dirimu. Percayalah pada dirimu sendiri. Hanya kamu yang bisa melakukan hal-hal yang bisa kamu lakukan. Mungkin orang lain berhasil dalam bidang tertentu, kamu tidak. Tapi orang lain pun belum tentu berhasil dalam bidangmu. Cari tahu lebih banyak tentang dirimu! (Buku saya 'Curhat Yuk!' akan membantumu menemukan lebih banyak tentang dirimu..^^).
Lebih banyak tentang percaya diri? Silakan klik di sini.
2. ASERTIF
Banyak orang salah mengartikan asertif dengan agresif. Yeahh.. mungkin bunyinya mirip, tapi artinya beda. Agresif pada umumnya berarti tekad yang kuat untuk meraih suatu tujuan, atau bisa juga berarti karakteristik yang cenderung 'menyerang'. Sedangkan asertif pada dasarnya berarti keberanian untuk mengatakan tidak dan menuntut apa yang menjadi hak kita. Memang sih.. kebanyakan orang timur seringkali merasa 'nggak enak' atas banyak hal. Bahkan seandainya pun benar, pada umumnya kita akan menyerah dan mengikuti kata orang banyak, karena alasan 'nggak enak' tadi. Kita memang tidak terbiasa untuk mengutarakan pendapat pribadi kita karena rata-rata demikianlah budaya ketimuran pada umumnya. Jika orang tua, orang yang lebih tua atau senior kita menuntut begini, nggak mudah bagi kita untuk menolaknya dan melakukan yang bertentangan, bahkan walaupun seandainya kita benar. Okay, ada kalanya kita memang harus mematuhi mereka sebagai bentuk penghormatan kita. Tapi ada kalanya kita pun harus berani berdiri dan menyuarakan suara kita sendiri. Terutama jika itu berkaitan dengan hal-hal yang mendasar dan utama seperti nilai-nilai dan prinsip hidup.
Menjadi asertif tidak sama dengan menjadi pemberontak. Kita bisa kok memertahankan nilai kita sekaligus menjaga rasa hormat kita pada orang lain. Toh, cara kita bicara jauh lebih penting ketimbang isi pembicaraan kita. Dengan rasa hormat, kelemah-lembutan dan penuh kasih, kita bisa tetap bersikap asertif sekaligus menghormati orang lain. Jangan biarkan orang lain menganggapmu rendah hanya karena kamu masih muda. Memangnya orang muda nggak bisa apa-apa? Memangnya mentang-mentang masih muda, lantas orang bisa memerlakukanmu seenaknya? Patahkan paradigma ini dengan menunjukkan sikap yang baik dan pantas. Toh di jaman ini, seseorang bukan dihormati hanya karena umurnya, melainkan karena apa yang telah ia lakukan..
3. INTEGRITAS
Duuhhh.. istilah apa lagi sih ini? Mungkin kamu bertanya demikian. Well.. integritas mungkin nggak ada terjemahan bakunya dalam bahasa Indonesia. Bahasa Inggris menyebutnya integrity. Mungkin karena itu lantas diterjemahkan menjadi integritas dalam bahasa kita. Wikipedia mendefinisikan integritas sebagai konsistensi dari tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, dan harapan. Merriam Webster mengartikannya sebagai melekat kuat pada sebuah kode moral yang istimewa atau nilai-nilai yang artistik, atau kualitas dari keadaan yang utuh dan tak dapat terbagi (duuhh.. saya nggak ahli menerjemahkan niihh..).
Pada intinya, integritas berarti tidak curang, sama di luar maupun di dalam. Apa ada orang yang bisa melakukannya? Toh pada umumnya kita bisa berlaku baik di depan, namun bertingkah sebaliknya di belakang. Tidak demikian halnya dengan orang-orang yang memiliki integritas. Mereka akan bertindak sama, baik di depan maupun di belakang. Tidak munafik dan tidak terpecah. Mereka punya nilai-nilai kuat yang takkan tergoyahkan, apapun yang terjadi, dan berani mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan nyata.
Bagaimana memiliki integritas?
Dengan memiliki rasa takut akan Tuhan. Jika seseorang takut akan Tuhan, ia tahu bahwa ada Tuhan di Sorga yang selalu memandang kepadanya. Orang bisa menipu CCTV di sebuah bank atau supermarket. Orang bisa mengelak dari interogasi penegak keadilan. Namun siapapun tidak bisa mengelak dari pandangan Tuhan. Kita perlu menyadari bahwa apapun yang kita lakukan dicatat dalam buku kehidupan. Mungkin sohibmu nggak tahu kamu menceritakannya di belakang, mamamu nggak tahu kamu suka menyimpan uang kembaliannya, papamu nggak tahu kamu suka keluar sembunyi-sembunyi pada malam hari, gurumu nggak tahu bahwa semua nilai yang kamu dapat bukanlah murni hasil karyamu. Kita bisa mengelabui semua orang di dunia tanpa diketahui oleh mereka, tapi kita tak bisa mengelabui Tuhan dan hati nurani kita.
Integritas perlu dikembangkan karena di situlah terletak harga diri kita sebagai manusia. Kamu boleh dinilai atas kinerjamu. Kamu boleh kalah dalam kontes kecantikan karena dianggap kurang luwes. Kamu boleh diragukan dalam hal potensimu. Tapi jangan pernah biarkan orang meragukan integritasmu, karena di situlah nilai dirimu yang sebenarnya (oke, kecuali kamu memang suka lain di depan lain di belakang, apa boleh buat.. ^^). Jika seseorang tak memiliki integritas, jangan pernah memercayakan dirimu (atau rahasiamu atau barangmu dsb) kepadanya. Percuma. Kamu akan kecewa. Carilah orang-orang yang memiliki integritas sebagai temanmu. Dan milikilah integritas dan berpeganglah kuat-kuat padanya. Percayalah, orang yang dapat dipercaya akan mendapat berkat yang jauh lebih besar ketimbang mereka yang curang. Ini adalah hukum kehidupan yang takkan bisa diubah. Tapi please.. mentang-mentang bicara tentang integritas, jangan lantas menyamakannya dengan kepolosan 'berpikir positif' dan menelan mentah-mentah semua kata dan tindakan orang. Mintalah hikmat dari Tuhan untuk memimpinmu dalam setiap langkahmu..
Monday, January 4, 2010
Saturday, January 2, 2010
NEW YEAR: A NEW YOU..
Tubuh kita adalah mesin yang penuh dengan keajaiban. Bayangkan. Tanpa kita sadari atau bahkan tanpa perlu kita perintahkan, ia dapat bekerja sendiri. Jantung berdetak, pembuluh-pembuluh darah mengalirkan darah, paru-paru menghirup udara, sistem pencernaan kita mencerna makanan dan mengubahnya jadi energi, dan sebagainya. Bayangkan. Seandainya tubuh kita hanya bekerja jika kita harus memerintahkannya, mungkin kita takkan punya waktu untuk belajar, bersekolah, bermain, bekerja, apalagi fesbukan! ^^ Habis.. waktu kita sudah tersita untuk memerintahkan organ-organ tubuh kita agar bekerja dengan tepat. Jika tidak, bisa megap-megap kita karena anggota-anggota tubuh kita tidak mau bekerja dengan baik.
Salah satu keajaiban tubuh adalah, ia bisa membuang apa-apa yang tidak diperlukan olehnya. Itulah pentingnya saluran pencernaan, atau 'urusan belakang', yang terus terang saja seringkali membuat kita malu. Tapi gimana.. jika kita tidak melakukan panggilan alam tersebut, seluruh tubuh rasanya panas dingin nggak keruan! Apalagi dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, makanan-makanan yang kurang sehat dan berserat seperti sekarang ini, tubuh kita seringkali mengalami kesusahan untuk beradaptasi dalam hal 'urusan belakang'.
Kebayang nggak sih, kalo kamu nggak bisa ke belakang selama seminggu? Duuhh.. pasti mama sudah repot deh kasih makan sayur yang berserat tinggi, kasih minum minuman berserat yang katanya bisa melancarkan urusan belakang, bahkan mungkin memaksamu minum obat ini itu supaya urusan belakangmu lancar. Jika tidak... ampuuuunnn.. gak enak banget deh rasanya perutmu!
Hal yang sama juga berlaku dalam jiwa kita. Sayangnya, entah mengapa batin kita tidak dilengkapi dengan sistem yang bisa membuang sendiri hal-hal yang tidak penting di dalamnya seperti sistem pencernaan dalam tubuh. Jadi, semua tergantung dari keinginan kita. Kita bisa memilih untuk membuang racun-racun negatif dalam hati kita, atau menyimpannya sebagai sesuatu yang 'penting'.
Jujur saja. Jika seseorang menyakitimu, apa bisa kamu langsung memaafkannya? Mungkin bisa. Tapi nanti, setelah melewati hari-hari penuh kemarahan dan keinginan untuk membalas. Jika ada orang melemahkanmu, apa kamu bisa tetap kuat? Mungkin. Tapi nanti, setelah kamu menangis dan membuat orang lain mendukungmu dengan iba. Jika seseorang mencelamu, apa kamu bisa memertahankan citra diri yang kuat dan tetap positif? Mungkin bisa. Tapi setelah melalui serangkaian proses yang panjang dan sedikit melelahkan.
Sejujurnya, kita seringkali memilih untuk menyimpan banyak hal buruk dalam jiwa kita. Kenangan pahit, celaan seseorang, pengalaman dipermalukan, orang-orang yang mengecewakan, kekasih yang berkhianat, atau sohib yang menjelekkan nama kita di belakang (Duuhh.. daftarnya masih panjang nihhh...). Semua itu mungkin masuk dalam black listmu. Tapi entah mengapa, walaupun sudah black list, tetaaaaap saja kamu membawanya ke mana-mana. Sebetulnya kamu tak perlu melakukannya, tapi toh kamu merasa perlu melakukannya untuk menghukum mereka. Padahal kenyataannya, jika balas dendam terasa manis, mengapa akibat yang ditimbulkannya terasa begitu pahit?
Friends, jika kamu masih menyimpan sesuatu yang negatif dalam hatimu (baik pikiran atau perasaanmu), mungkin sekaranglah saatnya untuk melepaskan semua itu. Tahun yang lama telah berlalu, demikian jugalah seharusnya dengan semua yang lama yang telah bercokol dalam jiwa kita. Bukankah kita selalu memilih yang baru? (Baju baru, sepatu baru, tas baru, atau mungkin pacar baru -- selalu masuk daftar/ Bucket List kita setiap ada event tertentu!). Biarlah hati kita pun dibaharui agar kita punya lebih banyak tempat tersisa untuk menikmati setiap berkat dan keindahan yang ditawarkan oleh kehidupan.
Kebayang nggak kalo lemarimu berisi pakaian dan semua barang-barangmu sejak kamu masih bayi hingga sekarang? Pasti kamu akan membuangnya karena kamu merasa barang-barang itu nggak berguna. Kamu sudah bertumbuh besar sekarang, jadi kamu perlu terus memperbarui isi lemarimu. Paling nggak demikianlah pendapatmu kalo lagi musim sale, bukan? :) Kalo barang-barang kamu dimasukkan semua dalam satu lemari, kamu jadi nggak bisa menaruh barang-barang baru lainnya yang baru kamu beli dan yang akan kamu beli nanti.. Menyebalkan, bukan?
Demikian juga dengan lemari/ tempat penyimpanan dalam hati kita. Jika kamu terus saja menumpukkan barang-barang yang tidak berguna ke dalamnya, bagaimana kamu bisa mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dalam hidupmu? Hatimu sudah penuh. Omongan orang sedikit saja bisa bikin hatimu sesak. Selisih pendapat sedikit saja sudah mematahkan hatimu. Bahkan sedikit kritik saja bisa menghancurkan hidupmu! Kenapa? Karena hatimu terlalu penuh untuk menerima kerasnya kenyataan hidup!
Saya juga tidak tahu mengapa Tuhan tidak memperlengkapi jiwa kita dengan sistem pembuangan secara alami. Mungkin karena Dia ingin kita sendiri yang mengolah pengalaman buruk kita. Mungkin Dia ingin kita belajar banyak dari hal-hal tersebut. Dan Dia ingin membentuk kita jadi pribadi-pribadi yang berkualitas melalui segala hal yang sepertinya buruk tersebut. Kamu bisa jadi kamu yang sekarang ini, antara lain karena segala peristiwa buruk dalam hidupmu, lohh..
Mengawali tahun yang baru ini, biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Yang lama biarlah berlalu, yang baru sudah datang. Jadikan hari-hari dalam tahun mendatang lebih istimewa karena kamu tidak perlu lagi menoleh ke belakang dan terjebak dalam kenangan buruk di sana.. Percayalah, banyak kejutan istimewa menantimu di depan sana, teman!
Selamat tahun baru..
Salah satu keajaiban tubuh adalah, ia bisa membuang apa-apa yang tidak diperlukan olehnya. Itulah pentingnya saluran pencernaan, atau 'urusan belakang', yang terus terang saja seringkali membuat kita malu. Tapi gimana.. jika kita tidak melakukan panggilan alam tersebut, seluruh tubuh rasanya panas dingin nggak keruan! Apalagi dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, makanan-makanan yang kurang sehat dan berserat seperti sekarang ini, tubuh kita seringkali mengalami kesusahan untuk beradaptasi dalam hal 'urusan belakang'.
Kebayang nggak sih, kalo kamu nggak bisa ke belakang selama seminggu? Duuhh.. pasti mama sudah repot deh kasih makan sayur yang berserat tinggi, kasih minum minuman berserat yang katanya bisa melancarkan urusan belakang, bahkan mungkin memaksamu minum obat ini itu supaya urusan belakangmu lancar. Jika tidak... ampuuuunnn.. gak enak banget deh rasanya perutmu!
Hal yang sama juga berlaku dalam jiwa kita. Sayangnya, entah mengapa batin kita tidak dilengkapi dengan sistem yang bisa membuang sendiri hal-hal yang tidak penting di dalamnya seperti sistem pencernaan dalam tubuh. Jadi, semua tergantung dari keinginan kita. Kita bisa memilih untuk membuang racun-racun negatif dalam hati kita, atau menyimpannya sebagai sesuatu yang 'penting'.
Jujur saja. Jika seseorang menyakitimu, apa bisa kamu langsung memaafkannya? Mungkin bisa. Tapi nanti, setelah melewati hari-hari penuh kemarahan dan keinginan untuk membalas. Jika ada orang melemahkanmu, apa kamu bisa tetap kuat? Mungkin. Tapi nanti, setelah kamu menangis dan membuat orang lain mendukungmu dengan iba. Jika seseorang mencelamu, apa kamu bisa memertahankan citra diri yang kuat dan tetap positif? Mungkin bisa. Tapi setelah melalui serangkaian proses yang panjang dan sedikit melelahkan.
Sejujurnya, kita seringkali memilih untuk menyimpan banyak hal buruk dalam jiwa kita. Kenangan pahit, celaan seseorang, pengalaman dipermalukan, orang-orang yang mengecewakan, kekasih yang berkhianat, atau sohib yang menjelekkan nama kita di belakang (Duuhh.. daftarnya masih panjang nihhh...). Semua itu mungkin masuk dalam black listmu. Tapi entah mengapa, walaupun sudah black list, tetaaaaap saja kamu membawanya ke mana-mana. Sebetulnya kamu tak perlu melakukannya, tapi toh kamu merasa perlu melakukannya untuk menghukum mereka. Padahal kenyataannya, jika balas dendam terasa manis, mengapa akibat yang ditimbulkannya terasa begitu pahit?
Friends, jika kamu masih menyimpan sesuatu yang negatif dalam hatimu (baik pikiran atau perasaanmu), mungkin sekaranglah saatnya untuk melepaskan semua itu. Tahun yang lama telah berlalu, demikian jugalah seharusnya dengan semua yang lama yang telah bercokol dalam jiwa kita. Bukankah kita selalu memilih yang baru? (Baju baru, sepatu baru, tas baru, atau mungkin pacar baru -- selalu masuk daftar/ Bucket List kita setiap ada event tertentu!). Biarlah hati kita pun dibaharui agar kita punya lebih banyak tempat tersisa untuk menikmati setiap berkat dan keindahan yang ditawarkan oleh kehidupan.
Kebayang nggak kalo lemarimu berisi pakaian dan semua barang-barangmu sejak kamu masih bayi hingga sekarang? Pasti kamu akan membuangnya karena kamu merasa barang-barang itu nggak berguna. Kamu sudah bertumbuh besar sekarang, jadi kamu perlu terus memperbarui isi lemarimu. Paling nggak demikianlah pendapatmu kalo lagi musim sale, bukan? :) Kalo barang-barang kamu dimasukkan semua dalam satu lemari, kamu jadi nggak bisa menaruh barang-barang baru lainnya yang baru kamu beli dan yang akan kamu beli nanti.. Menyebalkan, bukan?
Demikian juga dengan lemari/ tempat penyimpanan dalam hati kita. Jika kamu terus saja menumpukkan barang-barang yang tidak berguna ke dalamnya, bagaimana kamu bisa mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dalam hidupmu? Hatimu sudah penuh. Omongan orang sedikit saja bisa bikin hatimu sesak. Selisih pendapat sedikit saja sudah mematahkan hatimu. Bahkan sedikit kritik saja bisa menghancurkan hidupmu! Kenapa? Karena hatimu terlalu penuh untuk menerima kerasnya kenyataan hidup!
Saya juga tidak tahu mengapa Tuhan tidak memperlengkapi jiwa kita dengan sistem pembuangan secara alami. Mungkin karena Dia ingin kita sendiri yang mengolah pengalaman buruk kita. Mungkin Dia ingin kita belajar banyak dari hal-hal tersebut. Dan Dia ingin membentuk kita jadi pribadi-pribadi yang berkualitas melalui segala hal yang sepertinya buruk tersebut. Kamu bisa jadi kamu yang sekarang ini, antara lain karena segala peristiwa buruk dalam hidupmu, lohh..
Mengawali tahun yang baru ini, biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Yang lama biarlah berlalu, yang baru sudah datang. Jadikan hari-hari dalam tahun mendatang lebih istimewa karena kamu tidak perlu lagi menoleh ke belakang dan terjebak dalam kenangan buruk di sana.. Percayalah, banyak kejutan istimewa menantimu di depan sana, teman!
Selamat tahun baru..
Subscribe to:
Posts (Atom)