Monday, April 21, 2008

Pelajaran Tentang Iman

Sampe umur segini, aku masih belum suka sama bayi. Nggak tau kenapa. Padahal, kebanyakan temenku dah pada punya anak satu, dua, bahkan ada yang dah tiga. Kenapa ya, kalo liat bayi atau anak kecil, pengennya nyubiiit aja, atau ngelitikin, atau pasang tampang syerem sampe dia takut atau nangis. Apalagi kalo bayi atau anak kecilnya banyak tingkah, nyebelin dan nggak terlalu nggemesin. Hmhhh!!! (Untung saja suamiku yang baik hati itu mengerti...).

Ada satu anak yang nggak tahu kenapa enaak banget buat digangguin, sampe-sampe dia kalo liat aku dari jauh aja sudah takut dan bisa nangis keras-keras. Padahal nggak diapa-apain...

Suatu kali, aku heran ketika dia kudeketin dan kuganggu dengan berbagai cara, tapi kelihatan nggak terlalu takut dan berusaha nahan air mata, nggak nangis walaupun matanya dah berkaca-kaca. Eh, beberapa hari kemudian dia takut lagi. Begitu seterusnya. Aku jadi bingung. Kenapa ya, dia kadang takut kadang berani? Kok aneh gitu sih?

Ternyata, selidik punya selidik, saat dia berani adalah waktu dia lagi dijaga sama ibunya, atau dia tahu ibunya ada di sekitar situ. Kalo nggak ada ibunya, bisa nangis teriak-teriak deh dia ngeliat aku biarpun nggak diapa-apain...

Aku jadi berpikir.. Hebat juga ya si bayi itu (umurnya 16 bulan). Dia begitu percaya bahwa kalo ada ibunya semua akan baik-baik saja. Nggak akan ada yang berani mengganggu atau berusaha nyakitin dia. Tapi kalo jauh dari ibunya, nggak ada apa-apa pun dia bisa takut sendiri..

Terus terang, ini pelajaran yang sangat bagus buat aku, pelajaran tentang iman dan kepercayaan yang seringkali kita sebagai orang dewasa suka nggak dapet. Sebagai orang yang sudah bisa berpikir panjang, kita pasti mudah terbawa perasaan takut dan kuatir melihat apa yang terjadi di sekeliling kita. Apalagi di jaman akhir begini, banyaak banget kayaknya ancaman yang berupaya meneror kita. Tapi, si bayi tadi mengajarkan bahwa jika ibunya bersamanya, dia nggak akan takut. Penerapannya dalam hal iman, jika Tuhan beserta kita, kita nggak perlu takut terhadap apapun. Karena apapun yang terjadi, Tuhan akan selalu menjaga dan menyertai kita

Bicara soal ketakutan, saya selalu mengingat tulisan pemazmur 'Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut' (Mazm 46:2,3).

Yang lebih mengagumkan lagi,

'Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku, sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itu pun aku tetap percaya (Mazm 27:2,3).

Atau yang ini..

Walaupun seribu rebah di sisimu dan sepuluh ribu rebah di sisi kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu ..., sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu (Mazm 91:7,9-10).

Coba kalo kita denger berita serem di sekeliling kita, dijamin ikutan merinding, deh. Tetangga jauh kita kemalingan, misalnya, wah, kita bisa panas dingin nggak keruan dengernya, ikut memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa dihadapi. Tapi pemazmur yakin banget waktu dia mengatakan bahwa kita tidak perlu takut jika Allah beserta kita..

Yang menarik tentang Allah kita adalah, Dia Allah El Shaddai, El sebagai lambang keperkasaan, kekuatan dan maskulinitas, sedangkan Shaddai berasal dari kata Shad yang artinya ibu yang menyusui. Jadi kita bisa mengandalkan Allah yang tak hanya punya kuasa dan sanggup melakukan peperangan ganti kita, namun Dia juga punya kelembutan seorang ibu yang menyusui.

Hanya dekat Allah saja hatiku tenang, kata pemazmur lagi. Mungkin kita bisa melihat bukti nyatanya dari si anak tadi. Kadang-kadang, anak kecil bisa mengajarkan hal-hal yang sepele namun tak terpikirkan oleh kita yang sebenarnya punya pemikiran yang jauh lebih luas dari mereka, lho. Ternyata, masalah iman atau kepercayaan bukanlah sesuatu yang bisa diraih oleh akal pikiran kita. Bener juga kata Alkitab. Kalo kebanyakan mikir, bisa-bisa iman kita goyah, karena iman itu melampaui segala teori dan logika manusia (dengan lain kata, tak terselami oleh pikiran kita!). Mungkin karena itulah banyak orang pintar menolak Allah, karena mereka nggak mampu memikirkanNya dengan keterbatasan logika mereka, kali yee...

Kita patut bersyukur bahwa iman itu bukan sesuatu yang datang sebagai hasil pembelajaran yang menuntut uang yang banyak atau usaha ekstra keras, namun iman datang karena mendengarkan (atau juga mempelajari) Firman. Tak butuh banyak usaha manusia untuk meraihnya, namun dengan memilikinya, kita dapat melakukan hal-hal besar yang melampaui pemikiran manusia manapun..

Masih sering merasa takut, kuatir, gelisah menghadapi dunia ini? Mendekatlah kepada El Shaddai, Allah kita yang Maha Kuasa dan jangan pernah lepaskan pegangan tanganNya. Karena jika Allah di pihak kita, siapakah lawan kita?

PS: Walaupun sudah mendapat pelajaran yang luar biasa ini, aku tetap belum juga merasa suka sama bayi....

Wednesday, April 16, 2008

Hidup Tak Bisa Menunggu

Hidup tak bisa menunggu, kata iklan Sunsilk.

Well, bener banget sih. Hidup memang tak bisa menunggu. Sang waktu selalu berlari dan tak pernah sempat menanti kita. Jika tertinggal, kita akan kehilangan kesempatan yang baik.

Iklan ini bener-bener provokatif, menggugah dan menyadarkan kita tentang betapa berharganya kesempatan yang kita miliki selama hidup di dunia. Kadang kita menunggu terlalu lama untuk sebuah kesempatan yang berjudul mujizat. Padahal, tak jarang, peristiwa-peristiwa kecillah yang Tuhan pakai sebagai kesempatan besar untuk kita mempelajari sesuatu.

Jika kita hanya menunggu mujizat, bisa-bisa kita kehilangan peluang untuk menangkap berkat yang Tuhan berikan. Bukankah berkat Tuhan seringkali datang dengan menyamar?

Karena terpaku pada impian-impian besar kita misalnya, kita kerap lupa pada hal-hal kecil yang biasa, seperti matahari pagi yang terus saja bersinar, udara yang tak ternilai harganya namun tersedia dengan bebas untuk kita hirup.. Bisa bayangin gak sih gimana kalo nafas kita udah megap-megap dan harus dibantu oksigen? Berapa saja biaya yang harus kita keluarkan? Pastinya muahal!! Namun di saat kita baik-baik saja, berkat yang seperti itu pasti nggak terlalu berasa...

Well, yang jadi pengharapan besar bagiku adalah, bagaimanapun ketatnya kita bersaing dengan waktu, seperti kata iklannya Sunsilk tadi bahwa hidup tak bisa menunggu (jadi kita perlu buru-buru!), kita masih punya Seseorang yang selalu bersedia menunggu.

Dia tak peduli berapa kali kita gagal, berapa kali kita melakukan pelanggaran, terperangkap dalam kebodohan, ataupun mengecewakan hatiNya, Dia selalu ada buat kita.

Dia tak pernah lelah, lalai menepati janji ataupun tertidur, kata Alkitab. Nggak kayak kita yang seringkali capek menjalani hidup, mudah menyerah kala berhubungan dengan orang lain, ataupun mengingkari perkataan kita sendiri.

Sungguh mengagumkan kesabaranNya. Sungguh mengherankan Dia masih mau memahami, mengerti dan mengasihi kita. Padahal, siapalah kita ini di hadapanNya? Debu tanah? Seonggok tanah liat? Seekor ulat?

Segala puji bagi Tuhan jika Dia masih mengaruniakan kesempatan pada kita.
Yeah, kadang mungkin kita perlu buru-buru, kadang harus mengejar kesempatan, kadang harus berpacu dengan waktu untuk meraih cita-cita, tapi jangan lupa untuk tetap mengikuti waktunya Tuhan. Karena Dia tahu yang terbaik, dan Dia akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNya..

Jika kesempatan besar bagi kita belum datang-datang juga, sabarlah, mungkin saja Tuhan mau mengerjakan mujizatNya dalam hal itu. Coba renungkan, jika Abraham memperoleh anak di usianya yang ketiga puluh tahun, akankah itu disebut sebuah keajaiban? Jika Yesus buru-buru datang untuk menyembuhkan Lazarus (Dia menunda selama 4 hari, ingat?), akankah kita dengar kisah orang mati dibangkitkan?

Hidup mungkin tak bisa menunggu, tapi untuk segala sesuatu ada masa dan waktunya...

Tuesday, April 1, 2008

Kecil yang Lebih Besar

Pernah merasa sebagai ‘orang kecil’ atau ‘orang biasa’ atau bukan siapa-siapa ?

Apa yang Anda rasakan? Marah, kecewa, menyesal dilahirkan, minder, cemburu, tak terima dan menyalahkan Tuhan?

Tunggu dulu. Jika Anda pernah merasa demikian, jangan buru-buru berkecil hati. Tuhan tak pernah salah menempatkan kita. Bahkan di saat yang sepertinya tidak tepat sekalipun, Ia tak membuat kesalahan. RancanganNya sempurna bagi kita.

Saat merasa kehidupan tak memberi apa yang Anda inginkan, saat merasa diri tak berarti, ingatlah beberapa hal…

Photobucket

1. Tuhan punya waktu yang tepat (Pkh 3:11).

Jika Dia bisa mengangkat Daud dari antara domba-domba peliharaannya ke istana raja, percayalah Ia juga sanggup mengangkat kita ke tempat yang paling tepat di saat yang tepat bagi kita jika kita didapatiNya setia..

2. Jika merasa kurang hebat, kita akan lebih sungguh-sungguh dalam berusaha.

3. Tuhan memilih yang bodoh, yang lemah, yang tak terpandang dan dianggap tak berarti oleh dunia ini ketimbang yang hebat, yang kuat, yang terpandang atau dianggap penting di mata dunia (I Kor 1:27-29). Mana yang lebih baik: dipilih oleh Tuhan atau dipilih manusia?

4. Tuhan melihat apa yang kita lakukan

Bahkan di saat tak ada siapapun memperhatikan kita, Tuhan memperhatikan. Ketika tak ada siapapun di sana untuk memberi pujian atau upah, percayalah Tuhan sedang menyimpan sesuatu di kotak perbendaharaanNya bagi kita.

5. Kita masih punya waktu untuk menikmati hidup ketimbang mereka yang sudah ‘besar’

6. Tanggung jawab yang kita emban lebih kecil, sesuai dengan kemampuan kita melakukannya

7. Pakailah saat ini untuk mempersiapkan diri menuju sesuatu yang lebih besar yang akan Tuhan kerjakan

Jangan berdiam diri. Sementara menunggu waktunya tiba, lakukan sesuatu. Bergeraklah, tanyakan pada Tuhan apa yang dikehendakiNya untuk kita lakukan. Ini saat yang tepat untuk mempersiapkan diri.

8. Renungkan : Siapa yang tahu apa yang akan terjadi kelak?

Bisa jadi jika sudah jadi ‘seseorang’, kita akan jatuh dalam dosa kesombongan, tak sanggup melakukan apa yang diminta, atau tak sanggup menghadapi beratnya tekanan hidup di tahap itu. Jadi Tuhan, yang mengetahui apa yang akan terjadi, belum membawa kita ke sana. Jadi...


Photobucket

9. Bersyukurlah untuk tiap keadaan.

10. Ikuti pimpinan Tuhan. Jalani hidup langkah demi langkah. Suatu saat kita akan sampai juga di tempat tujuan kita...

Kuis 30 Detik : Hitung Berkatmu Satu Satu

Photobucket

Jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini.
Tak perlu menuliskannya, jawab saja secepat Anda mengingatnya!

  • Siapa sajakah pemenang Hadiah Nobel 5 tahun terakhir ini?
  • Sebutkan 5 orang paling kaya di dunia!
  • Siapa saja yang mendapat gelar Miss Indonesia 3 tahun belakangan ini?
  • Sebutkan 5 aktor atau aktris yang memenangkan Academy Award 5 tahun terakhir ini!

Bagaimana jawaban Anda?

Jawabannya adalah, tak seorang pun di antara kita yang ingat berita utama hari lalu. Padahal, mereka ini adalah orang-orang yang terhebat dalam bidangnya.

Applause bisa lenyap, piala bisa kusam, prestasi bisa terlupakan, piagam penghargaan dan sertifikat dikubur bersama pemiliknya.


Kini, coba kuis berikut ini dan lihat apakah Anda bisa menjawabnya..

  • Sebutkan kapan saat terakhir Anda tak makan (karena tak punya apapun untuk dimakan)!
  • Sebutkan 3 masalah besar yang sudah Anda lalui dengan baik!
  • Pikirkan 5 orang yang Tuhan taruh di sekeliling Anda yang membuat Anda merasa senang saat bersama mereka.
  • Pikirkan siapa saja yang membuat Anda merasa dihargai dan istimewa.
  • Sebutkan kapan saat matahari tak bersinar di pagi hari sepanjang hidup Anda!


Kesimpulan:

Orang yang membuat hidup Anda jadi beda bukan orang-orang yang paling ahli, paling pandai, paling kaya atau berpengalaman. Berita yang membuat Anda bahagia juga bukan berita tentang kehebatan orang lain di luar sana. Pengalaman Anda sendiri di dalam Tuhan, itulah yang menjadikan hidup Anda berbeda, jika saja tiap orang mau merenungkan dan mensyukuri hidup mereka… Bagaimana dengan Anda?

Mengatasi Kebosanan


Pernah merasa bosan, jenuh, uring-uringan dan tak tahu harus berbuat apa, sehingga Anda merasa bahwa Anda adalah manusia yang paling malang di seluruh dunia?


Berikut beberapa tips..

  • Pikirkan semua hal yang paling baik tentang hidup Anda (keluarga, pekerjaan, bakat, hobi, hal-hal yang paling Anda sukai, dsb). Flp 4:8.
  • Pikirkan sampai pada kemungkinan terkecilnya.
Jangan lewatkan satu pun. Bersyukur adalah salah satu cara paling cepat untuk menarik kebaikan dan kebahagiaan, menurut para ahli. Berapa kalikah Anda bersyukur dalam hidup?
  • Pikirkan bencana, kejahatan maupun kemalangan yang pernah Anda saksikan.
Memikirkan tentang penderitaan orang lain dapat mengalihkan perhatian dari masalah kita dan mengingatkan kembali bahwa masih ada orang yang jauh lebih susah dan tak seberuntung kita di luar sana.
Photobucket
  • Lakukan hal-hal yang Anda sukai. Ams 17:22
Melakukan hal-hal yang kita sukai membuat kita merasa bahagia, santai, dan rileks. Jangan pikirkan hal-hal yang menyesakkan. Anda bertanggung jawab atas kegembiraan Anda sendiri.
  • Hitung hari yang Anda miliki Mazm 91:12
Hidup ini terlalu singkat jika harus selalu diisi dengan susah payah, omelan, keluh kesah, kebosanan dsb. Hitung waktu Anda dan pikirkan hal baik apa yang harus ,mulai Anda lakukan dalam hidup.
  • Bertanyalah kepada Tuhan Ams 16:9.
Kita dapat merancangkan banyak hal, tapi Tuhan yang menetapkan langkah kita. Jika Anda tak tahu harus berbuat apa, tanyakanlah pada TUhan, apa yang Ia kehendaki untuk Anda perbuat..

BAGAIMANA ANDA MEMANDANG HIDUP INI?


Dalam beberapa kesempatan, Tuhan seringkali memberikan sebutan yang berbeda (di mata dunia) pada orang-orang pilihanNya. Sepertinya Ia ingin menunjukkan bahwa Ia mempunyai cara pandang sendiri dalam menilai sesuatu!

  • Malaikat Tuhan menyebut Gideon sebagai pahlawan yang gagah berani (Hak 6:12). Padahal jelas-jelas ia menyebut dirinya berasal dari kaum yang paling kecil sedang ia sendiri yang paling muda di antara kaum keluarganya.
  • Gabriel menyebut Maria sebagai ‘engkau yang dikaruniai’ (Luk 1:28). Padahal, ia tak punya silsilah. Hanya disebutkan bahwa ia berasal dari Galilea, kota kecil yang bahkan dikenal dengan sebutan ‘Tak ada seorang nabi pun yang berasal dari Galilea’.
  • Tuhan menyebut Paulus sebagai ‘alat pilihan bagiKu’ (Kis 9:15). Padahal, Saulus adalah seorang pembenci dan penganiaya jemaat Tuhan pada awalnya.
  • ..Engkau berharga di mataKu, dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.. (Yes 43:4), firman Tuhan pada bangsa Israel.

Tuhan seringkali memandang sesuatu yang tak nampak dalam diri kita. Berlawanan dengan kita yang suka memandang apa yang tampak, melihat kekurangan dan tak mampu melihat apa yang ada di balik suatu perkara. Sedangkan Tuhan, Allah yang sanggup melihat menembus semua tembok, penghalang bahkan hati-hati yang keras, Ia mengenal dan mengasihi apa yang tak nampak dalam diri kita.

Berdasar pada kenyataan tersebut, bisakah Anda meluangkan waktu untuk merenungkan hal-hal ini:

  • Bagaimana Anda memandang diri sendiri? Samakah dengan apa yang Allah lihat?
  • Bersediakah Anda meluangkan waktu untuk melihat apa yang menjadi rencana Allah di balik segala perkara yang tampak buruk?
  • Bersediakah Anda memandang tiap keadaan yang buruk sebagai sebuah kesempatan untuk bertumbuh?
  • Apa yang menjadi penghalang Anda untuk melihat mujizat? Bagaimanakah mematahkan penghalang tersebut?
  • Di manakah Anda mulai meragukan Tuhan? Bersediakah Anda untuk kembali lagi dari sana dan bekerja sama dengan Tuhan memperbaiki keadaan yang Tuhan ijinkan untuk Anda hadapi?

Doa Ketenangan (Serenity Prayer)


Tuhan, berikan pada kami anugerah

untuk menerima dengan ketenangan

hal-hal yang tak dapat kami ubah,

keberanian untuk mengubah hal-hal yang harus kami ubah,

dan hikmat untuk membedakannya.

Menjalani hari demi hari,

menikmati setiap saat,

menerima hal-hal yang sukar sebagai jalan menuju kedamaian,

menerima, seperti yang Yesus lakukan, dunia yang penuh dosa ini,

sebagaimana adanya, bukan seperti apa yang harus kumiliki.

Percaya bahwa Engkau akan membuat semuanya baik,

jika aku berserah pada kehendakMu,

supaya aku boleh berbahagia dalam hidupku

dan sungguh-sungguh berbahagia denganMu selamanya.

Amen

Photobucket

Doa ini bukanlah doa yang wajib dihafalkan, namun sangat menarik untuk dipelajari. Coba ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai refleksi diri...

  • Bersediakah kita menerima hal-hal yang tak dapat kita ubah dalam hidup (seperti sikap orang lain, keadaan dunia, masalah yang bermunculan dsb)?
  • Bersediakah kita mengubah hal-hal yang harus diubah dari diri kita (seperti kebiasaan buruk dsb)?
  • Bersediakah kita menerima hal-hal yang sukar sebagai jalan menuju rencana Allah yang indah?
  • Bersediakah kita memandang dunia bukan seperti yang kita inginkan, melainkan sebagaimana adanya?
  • Bersediakah kita menjalani tiap saat yang Tuhan berikan dengan tidak lagi memandang pada masa lalu?
  • Bersediakah kita menikmati tiap saat dengan penuh syukur, bukan hanya dengan keluh kesah kepada Tuhan?
  • Bersediakah kita berserah pada kehendak Tuhan dan mengikuti apapun rencanaNya?

DIALAH ALLAH YANG SEMPURNA

Menurut kamu, siapakah Tuhan itu? Apakah Dia ‘hanya’ Seorang Allah yang berada jauh di luar sana? Yang dapat dimintai tolong menjaga kita sepanjang malam, memenuhi segala kebutuhan kita dan harus menjawab keinginan dan permintaan kita?

Injil Yohanes mencatat 7 Kesempurnaan Aku Ada yang Yesus ucapkan, yang diberitahukanNya sebagai pernyataan bahwa Dia itu sempurna. Dia berkuasa dalam setiap bagian hidup kita yang perlu ‘sedikit sentuhan’.

1. Akulah Roti Hidup Yoh 6:35, 38
Tidak hanya secara spiritual atau batiniah, Dia mencukupkan juga tiap kebutuhan dasar kita. Mintalah padaNya, ketok dan carilah, maka kepada kita akan diberikan, pintu akan dibukakan dan kita mendapat apa yang kita peroleh.

2. Akulah Terang Dunia ps. 8:12
Apakah kamu sedang berada pada jalan kegelapan? Tak melihat secercah cahaya pun dalam hidup? Datanglah padaNya!

3. Akulah Pintu ps. 10:9
Masih ada jalan-jalan yang tertutup? Banyak penghalang dalam kemajuan hidup (baik usaha, keluarga, karier, iman, financial, kesehatan dll)? Dialah Pintu. Dialah jawaban atas segala persoalan!

4. Akulah Gembala yang Baik ps. 10:11-14
Banyak kekeringan dan dahaga dalam perjalanan hidup ini. Sungguh, kita bagai melintasi padang gurun yang gersang dan terik, tapi jika Dia Gembala Agung kita, maka kita pun takkan kekurangan apapun yang baik.

5. Akulah Kebangkitan dan Hidup ps. 11:25
Mengalami kelesuan? Patah semangat? Kehancuran? Tak punya gairah hidup? Dialah Kebangkitan dan Hidup yang sanggup membangkitkan semangat yang patah, memulihkan hati luka dan menguatkan kaki yang pincang!

6. Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup ps. 14:5
Belum tahu jalan mana yang harus dipilih? Berada di persimpangan dan melihat bahwa semua jalan sama baiknya? Di hadiratNya ada sukacita, Dia memberitahukan pada kita jalan kehidupan dan di tangan kananNya ada nikmat senantiasa..

7. Akulah Pokok Anggur yang Benar ps. 15:1
Sukacita sejati datang dari Tuhan. Dialah Raja Damai. Dia mengubah ratapan dengan tarian. Dia mengganti dukacita dengan sukacita. Jika kita kekurangan anggur, Dia dapat bukan hanya menambah, tapi memberikan anggur yang baru!

Kita Bisa Mengubah Dunia!


Ada saat-saat Tuhan ijinkan kita berada dalam situasi yang sukar. Kita merasa tak mampu, tak berdaya, dan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri. Kita mulai merasa diri kita tak berharga dan tak ada yang patut diperjuangkan dalam hidup.

Ingat ketika Raja Daud melihat ke langit? Ia mengagumi ciptaan Tuhan di sana.

'Ketika aku melihat langitMu, buatan jariMu,

bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan,

apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?

Apakah anak manusia sehingga Engkau memperhatikannya?'

Dibanding alam, kita sering merasa kecil. Bayangkan jika kita harus berhadapan sendiri dengan gempa bumi, tsunami, badai dan kedahsyatan alam semacam itu. Atau, jangankan alam, ketika berhadapan dengan masalah yang pelik pun, kita seringkali merasa bukan siapa-siapa. Namun, satu hal yang penting, ternyata siapa kita tidaklah penting. Siapa kita tidak menentukan keberhasilan kita. Sebuah kisah dalam kitab Raja-Raja mencatat hal ini.

Ingat seorang gadis kecil di rumah Naaman?

Alkitab tidak mencatat namanya. Ia hanya dituliskan sebagai seorang anak perempuan Israel yang tertawan (II Raj 5:2) yang menjadi pelayan di rumah Naaman. Tidak cukup hebat untuk diingat orang. Tidak cukup kaya, tidak berpengaruh, juga tidak dituliskan apa-apa mengenai kepintaran dan kecantikannya. Karena bangsanya kalah perang, semua atribut dan kebanggaannya hilang. Mungkin saja sebelum itu ia berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ia biasa memerintah sebagai tuan putri. Namun semuanya sirna sudah. Ia hanya seorang pelayan di rumah Naaman. Namun apa yang dilakukannya sungguh membawa pengaruh yang besar!

Jika kita membaca dengan seksama dalam Kitab Raja-Raja, ketika Naaman, tuannya sakit, ia hanya melakukan apa yang menurutnya perlu dilakukan, yaitu memberitahukan kepada nyonyanya (II Raj 5:3) tentang seorang nabi di Israel.

Kemudian, kita membaca kelanjutannya.
ay. 4 sang tuan pun menyampaikan kata-katanya kepada raja Aram (berarti perkataan gadis itu didengarkannya!).
ay. 5 maka jawab raja Aram 'Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel..'. (Bayangkan. Sang raja pun mempercayai perkataan ini dan bersedia melakukan sebuah tindakan untuk itu!).

Kelanjutan kisahnya adalah sejarah!
ay. 14 ...maka turunlah ia membenamkan dirinya ...., sesuai perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali....
ay. 15 ..Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel...
ay. 17 .. hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada Tuhan.

Mungkin kisah ini sangat sederhana. Tapi jika kita renungkan dengan sungguh, kita akan menangkap pesannya. Seorang gadis, yang bukan siapa-siapa, hanya seorang tawanan yang kemudian diangkat menjadi pelayan (apa bedanya?) dapat mempengaruhi seorang raja untuk bertindak dan membawa tuannya (yang notabene adalah penyembah berhala) mengakui Allah Israel sebagai Allah yang Hidup.

Bayangkan sebaliknya. Apa yang akan terjadi jika ia diam saja dan tak peduli? Apa yang terjadi jika ia hanya melakukan tugasnya (yang mungkin tertulis dalam job descriptionnya seperti ini: menyapu, membereskan rumah, memasak, menyiapkan meja dll) sebagai pelayan? Toh ia hanya pelayan. Siapa yang mau mendengarkan perkataan seorang pelayan? Namun toh ia didengarkan. Bukankah berarti ia punya track record yang bagus dalam pekerjaannya? Paling tidak ia jujur dan dapat dipercaya.

Kadang, kita begitu ingin menjadi seseorang. Kita begitu ingin keadaan kita berubah. Kita merasa dengan keadaan sekarang, kita tak bisa melakukan apapun untuk mengubah dunia. Padahal, dunia takkan berubah. Keadaan sekeliling pun takkan berubah. Namun kita dapat mengubah cara pandang kita terhadap keadaan. Dan apa yang kita lakukan ternyata membawa pengaruh yang lebih besar daripada siapa kita.

Jika kamu mulai merasa bukan siapa-siapa, ingatlah akan kisah gadis ini. Dengan perkataannya, dia membuat semua malaikat di sorga bersorak sorai (karena satu orang diselamatkan). Bisa jadi kemudian seluruh keluarga tuan Naaman percaya kepada Allah. Atau sebagian besar pasukan Aram (toh oleh dia Tuhan memberikan kemenangan kepada Aram) pun mengakui Allah Israel. Kita tidak terlalu tahu tentang hal itu, bukan?

Yang kita perlu tahu hanya satu hal, yaitu bahwa kita dapat mengubah dunia. Kita dapat mengubah keadaan. Dengan keadaan apapun, kita dapat memuliakan Allah. Dengan pekerjaan kita yang tak terlalu berarti, nama yang tak terlalu dikenal orang, keadan yang nggak bagus-bagus amat, kita masih bisa melakukan sesuatu buat Tuhan. Jangan terlalu meratapi keadaan. Hapuslah air matamu. Bangkitlah. Lakukan sesuatu.

Kita bisa mengubah dunia!